Merangkai Awan Menyulam Badai

Ilustrasi: canva.com
Setitik nila dalam bejana nirwana
Memporak-porandakan bias sinaran
Tiba-tiba setiap umat merasa bak pahlawan berlipat nyawa,
Padahal hanya menunduk di balik perisai seolah melawan.
Mereka mengecam,
padahal secarik nasib menjadi bulan-bulanan derita.
Bersembunyi di balik reruntuhan peduli,
padahal hanya memendam ketakutannya.
Atas nikmatnya kopi panas, senyum tipis memerah.
Menelan ikhlas, memendam amarah.
Menyaksikan yang terjadi biar terjadi,
memetik api dalam senyap ambisi.
Komentar
Kirim Komentar