Garis Takdir

Foto : Pixabay
Bumi
basah terkena isak tangis
Bagaskara
redup bertemankan takdir pahit dari atas sana
Debu-debu
tercampur kerikil tajam; menusuk jiwa-jiwa penyembah dunia
Harta,
tahta, semuanya hanya angka yang berakhir tiada guna
Namun
semua sia-sia
Benda
jimat nan keramat; semua hanya dongeng
Alih-alih
waktu menjelma menjadi sendu
Sang
Penjemput datang mencabut
"Sekarang
tiba giliranmu" katanya.
Di
langit hitam petir menyambar
Gemuruh
retak seakan isi bumi meledak
"Lalu
apa lagi?
Hanya
dunia fana yang kau incar selama ini?"
Tiada
apa yang bisa dibawa kecuali pemberian-Nya; atas kiprah atma selama bernapas di
dunia
Selebihnya
hanya sia-sia.
Komentar
Kirim Komentar