Cegah LGBT dan Kekerasan Seksual, Pusat Layanan BK UNP Gelar Workshop PKC-KO
Foto bersama narasumber, tamu undangan, dan peserta Workshop Pendidikan Karakter Cerdas Formal Kelompok (PKC-KO) di Aula FIP UNP, Kamis (14/11). F/Natasa
Ganto.co - Pusat Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) - (Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pelaksana Tugas Strategis) LP3S Universitas Negeri Padang menggelar Workshop Pendidikan Karakter Cerdas Formal Kelompok (PKC-KO) dengan tema "Dalam Penanggulangan Perilaku Menyimpang LGBT dan Kekerasan Seksual di Kalangan Mahasiswa" di Aula Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Kamis (14/11).
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Rektor UNP yang diwakili Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UNP, Dr. Asep Sujana Wahyudi, S.Si., M.Pd., Sekretaris LP3S Dr. Sukardi, M.T., Kepala Pusat Layanan Bimbingan dan Konseling Prof. Dr. Yarmis, M.Pd, Kons., Jumargus, Subkoordinator Kemahasiswaan, Jumargus, S.Pd, Para Guru besar FIP UNP, dosen dan staf pengajar Departemen Bimbingan dan Konseling, serta mahasiswa perwakilan ORMAWA UNP.
Pada kegiatan ini mendatangkan beberapa narasumber di antaranya Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang dr. Fadhlan, sp.PD (K)PTI, FINASIM, Dokter Lapas Pariaman dr. Mailisa Asril, dan Dr. Miftahul Fikri, M.Pd.
Dalam sambutannya, Yarmis menjelaskan UNP melalui Pusat Layanan BK melakukan sosialisasi untuk tumbuh kembang dengan baik.
"Kami sadar mahasiswa UNP bekerja untuk mencapai ilmu pengetahuan seluas-luasnya sehingga bisa lulus tepat waktu," tutur Yarmis.
Yarmis menambahkan, "Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah adanya perilaku penyimpangan LGBT apalagi Sumatera Barat mencapai tingkat nomor tiga. Jika Sumatera Barat angkanya tinggi, maka UNP akan terdampak juga."
Sementara itu, Rektor UNP yang diwakili Asep berharap setelah mengikuti kegiatan ini bisa berprestasi baik secara akademik maupun non-akademik yang menjadi tujuan utama mahasiswa berkuliah di UNP.
"Kita berharap adek-adek yang terlibat organisasi bisa berprestasi baik secara akademik maupun non-akademik dengan mencegah melakukan perilaku penyimpangan tersebut," harapnya.
Narasumber pertama, dr. Fadhlan menjelaskan materi dengan judul "HIV sebagai Dampak dari Perilaku Menyimpang".
Fadhlan memaparkan bahwa orang yang memiliki HIV biasanya tidak menunjukkan gejala.
"Biasanya orang yang terinfeksi HIV baru terdeteksi pada saat dia sudah AIDS atau timbul gejala. Ini bahayanya karena pada saat dia tidak timbul gejala bisa menularkan (virus HIV)," ungkap Fadhlan.
Selain itu, Fadhlan menuturkan beberapa tahun belakangan terjadi peningkatan faktor resiko seseorang terkena HIV.
"Dulu bicara HIV terkait dengan narkoba suntik. Namun, seks bebas menjadi faktor resiko meningkat dengan adanya seks laki-laki dengan laki-laki. Ada juga yg dengan berhubungan dengan perempuan juga disebut Biseksual," ucapnya
Install aplikasi Ganto apps di Google Play
Komentar
Kirim Komentar