Warga Air Bangis Menyuarakan Keluh Kesah di Kantor Gubernur Sumbar

Hari keempat ratusan warga Air Bangis sampaikan orasi di depan Kantor Gubernur Sumbar, Kamis (3/8). f/Razi
Ganto.co - Ratusan warga yang berasal dari Jorong Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Kabupaten Pasaman Barat kembali menggelar aksi di depan gedung Gubernur Sumatera Barat, Kamis (3/8).
Unjuk rasa ini sudah memasuki hari keempat yang sebelumnya sudah dilakukan sejak Senin (31/7). Tujuan aksi ini adalah untuk menyelesaikan konflik Agraria yang terjadi di Air Bangis kepada Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P.
Salah satu warga Air Bangis dalam orasinya mengatakan bahwa, ada dua orang warga Air Bangis yang ditahan karena menjual sawit, akan tetapi surat perintah penahanannya baru dikeluarkan dua hari setelah warga itu ditahan.
"Kami betul-betul tertindas di sana, Pak. Anggota kami ditangkap karena menjual sawit, pak. Surat perintah penahanannya baru dikeluarkan setelah dua hari warga kami ditahan," ungkapnya.
Salah satu Mahasiswa Universitas Islam Negeri Imam Bonjol (UIN IB) yang ikut menyampaikan orasi mengatakan bahwa, Gubernur datang ke Masjid Raya Padang pada pukul setengah lima pagi. Akan tetapi, Mahyeldi mengatakan bahwa ia tidak akan menandatangani kesepakatan yang dibuat oleh masyarakat tersebut.
"Kami ditunjuk kiri oleh ajudannya, dan beliau juga menyampaikan kepada masyarakat bahwasanya beliau tidak akan menandatangani kesepakatan yang kami buat, karena beliau menolak adanya tuntutan kembalinya hak masyarakat kepada masyarakat," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa, aparat yang mengawal Mahyeldi tersebut melakukan kekerasan fisik saat membatasi jumlah warga untuk menemui Gubernur.
"Handphone saya hancur dan tidak bisa digunakan lagi karena jatuh ke aspal pada saat saya ditarik oleh aparat, saat hendak membawa surat tuntutan kehadapan Bapak Gubernur," ujarnya.
Terakhir, ia juga mengatakan kalau Mahyeldi sempat berjanji akan menemui warga lainnya yang ada di lantai satu Masjid tapi nyatanya Mahyeldi keluar melalui pintu belakang tanpa menemui warga lainnya.
"Masyarakat berbondong-bondong untuk menemui Bapak Gubernur dan dijanjikan akan menemui masyarakat yang ada di bawah di lantai satu, tapi pada faktanya Bapak Gubernur kabur dari pintu belakang Masjid Raya," tutupnya.
Install aplikasi Ganto apps di Google Play
Komentar
Kirim Komentar