Psikolog BNNP Sumbar Sebut Terdapat 8.691 Kawasan Indonesia Rawan Narkoba

Septia Dwi Safrani, M. Psi., Psikolog sebagai pemateri Seminar Minggu Kolaborasi Internasional BK di Aula FIP lantai 4, Senin (13/02/23). f/Rizka.
Ganto.co - Psikolog Klinis Ahli Pertama Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Barat (BNNP Sumbar), Septia Dwi Safrani, M.Psi., mengungkapkan sejak tahun 2015 hingga saat ini Indonesia masih dalam kondisi darurat narkoba.
"Sejak 2015 Indonesia masih darurat narkoba, sehingga kita butuh evaluasi penanganan narkoba baik dari segi preventif maupun kuratif," tuturnya, Senin (13/2).
Septia merupakan salah satu invited speaker dalam Seminar Minggu Kolaborasi Internasinal Departemen Bimbingan dan Konseling (BK) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP). Acara ini bertema "Optimalisasi Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pencegahan Narkoba" yang dilaksanakan di Aula FIP lantai 4.
Ia mengungkapkan hasil survei pemetaan kawasan rawan narkotika oleh BNN.
"Terdapat 8.691 kawasan rawan narkotika dan tidak ada daerah yang bebas dari peredaran narkoba. Termasuk lingkungan tempat tinggal kita," ungkapnya.
Septia menyatakan tindakan pencegahan memiliki efektivitas lebih baik dalam penanggulangan narkoba dibandingkan tindakan penyembuhan.
"Jika menggunakan narkoba dulu baru dia mendapatkan layanan, berarti sudah sakit dulu baru diobati. Maka akan lebih sulit dalam menanggulangi narkoba," ujarnya.
Oleh sebab itu, ia berharap dalam setting pendidikan mampu menghadirkan konselor profesional bidang konseling adiksi. Sehingga program pencegahan narkoba dapat bekerja lebih baik.
"Dalam dunia pendidikan nantinya ada konselor yang memiliki sertifikasi terutama dalam bidang konseling adiksi," pungkasnya.
Install aplikasi Ganto apps di Google Play
Komentar
Kirim Komentar