Putarkan Film "Tangguh", AIDA: Pesan Perdamaian Menjadi Nilai Penting

Peserta kegiatan diskusi dan nonton film "Tangguh", Rabu (25/10) f/Rispa
Aliansi Indonesia Damai (AIDA) bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Padang (UNP) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Kajian Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (KEMA) FE UNP mengadakan Diskusi dan Nonton Film "Tangguh" di Gedung Auditorium Prof. Kamaluddin FE UNP, Rabu (25/10).
Acara Diskusi dan Nonton Film yang bertemakan "Mengukur Peran Mahasiswa dalam Membangun Perdamaian" ini merupakan kegiatan lanjutan dari pelatihan pembangunan perdamaian dikalangan mahasiswa yang diadakan oleh AIDA sebelumnya.
"Acara ini diangkatkan sebagai lanjutan dari kegiatan sebelumnya yaitu pelatihan pembangunan perdamaian dikalangan mahasiswa yang diadakan oleh AIDA yang mengundang 15 Perguruan Tinggi di Sumatera Barat," jelas Arsyad Nur Rafik selaku ketua pelaksana dan mahasiswa yang mengikuti pelatihan.
Arsyad sapaan akrabnya berharap dengan adanya kegiatan diskusi dan nonton film Tangguh ini dapat mengambil pesan-pesan perdamaian dari film yang ditanyangkan dan dapat menumbuhan jiwa perdamaian peserta yang hadir.
"Harapannya dengan adanya kegiatan diskusi dan nonton film Tangguh ini dapat mengambil pesan-pesan perdamaian dari film yang ditanyangkan dan dapat menumbuhan jiwa perdamaian,
setidaknya dapat berdamai dengan diri sendiri," tuturnya.
Film yang berjudul Tangguh merupakan jenis film dokumenter yang di garap oleh AIDA tahun 2018 lalu.
"Film yang di tayangkan berjudul Tangguh, ini merupakan film dokumenter garapan AIDA tahun 2018 dan belum dipublikasikan secara luas," ucap Muhammad El Maghfurrodhi selaku Program Manajer Komunikasi AIDA.
"Film ini mengisahkan kehidupan penyintas bom dan mantan pelaku terorisme yang memang bersih dari kehidupan masing-masing penyintas dan pelaku tanpa tambahan skenario apapun," lanjut Maghfurrodhi.
Dalam film berjudul Tangguh ini, penonton diperlihatkan tentang kesediaan korban bertemu dengan pelaku dan memaafkan pelaku.
Maghfurrodhi menjelaskan bahwa mempertemukan dan mendamaikan pelaku serta korban tidaklah mudah, masing-masing pelaku dan korban harus meyakinkan diri sebelum bertemu dan berdamai.
"Dalam film ditampilkan bagaimana kerendahan hati korban dalam memaafkan pelaku. Namun mempertemukan dan mendamaikan pelaku serta korban tidaklah mudah, masing-masing pelaku dan korban harus meyakinkan diri sebelum bertemu dan berdamai," tutupnya.
Install aplikasi Ganto apps di Google Play
Komentar
Kirim Komentar