Jalan Panjang Menuju Perbaikan
Upaya memperbaiki kampus sebagai pendukung keamanan dan kenyamanan wajib dipenuhi. Tapi mesti juga ada kegigihan masing-masing kampus cabang.
Suasana sepi begitu terasa saat pertama kali menginjakkan kaki di Kampus IV Universitas Negeri Padang (UNP) cabang Limau Manis pertengahan Juni lalu. Kampus seluas 35.835 m2 ini tampak tak terawat. Bangunannya yang sudah tua terlihat tak layak huni. Kebanyakan lokal yang digunakan untuk kuliah kondisinya rusak. Selain atap banyak yang keropos, debu tebal juga menempel di mana-mana, terutama pada kebanyakan ruangan kelas yang tak digunakan. Dari sekitar 15 kelas yang ada, hampir separuhnya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar (PBM). Di samping itu, kurangnya jumlah WC yang ada juga menjadi kendala. Kampus cabang ini hanya memiliki dua WC untuk seluruh mahasiswa, kondisinya pun memprihatinkan, belum pernah direnovasi sejak tahun 1986.
Selain itu, hampir 80 persen ruangan belum dialiri listrik. Hal ini cukup menjadi kendala saat PBM memerlukan media seperti OHP atau infocus. Kesulitan ini dipaparkan Wahyu Aderinta dan Juni Sarianti, Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (PLB) TM 2007. Hanya beberapa kelas saja yang baru dialiri listrik, sehingga jika pembelajaran membutuhkan media seperti infocus jadinya harus mengantri kelas. "Ruangannya tak layak, kursi untuk belajar pun masih kurang," ujar Wahyu, Selasa (25/5).
Tak hanya kampus IV Limau Manis, UNP juga memiliki tiga kampus cabang lain di tiga lokasi berbeda. Kampus II Lubuk Buaya, kampus III Bandar Buat, dan kampus V Bukittinggi di samping kampus I Air Tawar sebagai kampus utama UNP. Untuk kampus II Lubuk Buaya, kondisinya tak jauh berbeda dengan kampus IV Limau Manis. Meski fasilitas infrastruktur untuk praktek lebih lengkap, namun kondisinya belum bisa dibilang memadai. Seperti yang diakui Sri Arsayati, Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Olahraga, TM 2007, lapangan bola untuk praktek belum diperbaiki sampai sekarang. "Jika hujan, lapangan tergenang air dan banjir," tuturnya, Selasa (28/6). Selain itu, tambahnya, sampai saat ini plang nama kampus yang roboh akibat badai juga belum diperbaiki. Namun, yang lebih menjadi kendala adalah distribusi informasi akademik dan kemahasiswaan dari kampus pusat yang terkesan lambat, seperti informasi mengenai jadwal praktek lapangan.
Sementara itu untuk kampus II Bandar Buat dan Kampus V Bukittinggi sedikit lebih beruntung. Kondisi kedua kampus cabang ini lebih layak dan memadai dibanding dua kampus cabang lainnya. Untuk kondisi gedung, baik kampus Bandar Buat maupun kampus Bukittinggi tidak memiliki permasalahan berarti, hanya saja memang pada kampus Bandar Buat, lantai koridor yang telah cukup lama rusak belum diperbaiki hingga sekarang. Menurut salah seorang mahasiswa PGSD Bandar Buat, Rizki, permasalahan yang benar-benar terasa hanyalah pada koordinasi antar organisasi mahasiswa tingkat fakultas. "Dalam kegiatan mahasiswa tingkat fakultas kami sering tidak dilibatkan," ujarnya Senin (5/6)
Install aplikasi Ganto apps di Google Play
Komentar
Kirim Komentar