Tim Pengabdian Unp Berikan Pelatihan Pembelajaran Berbasis HOTS Di Pondok Pesantren...

Foto bersama Tim Pengabmas FIP UNP
Widiawati, M.Pd.
Tim Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP) memberikan pelatihan peningkatan kuliatas guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) di Pesantren Tarbiyah IslamiyahPasia, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam.
Pada abad 21, diperlukan sumber daya manusia berkualitas tinggi yang memiliki keahlian berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) antara lain berpikir kritis, kreatif, dan sebagainya. Pembentukan kemampuan untuk berpikir tingkat tinggi ini harus dipupuk salah satunya melalui proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini berimplikasi bahwa keterampilan Higher Order Thinking Skills menjadi sesuatu yang harus dikembangkan pada diri peserta didik yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Konsekuensinya, guru-guru dituntut mampu mengembangkan pendekatan dan strategi pembelajaran berbasis HOTS.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tim Pengabmas UNP yang di ketuai oleh Prof. Dr. Nurhizrah G, M.Ed. melakukan pelatihan dan bimtek bagi tenaga pendidik di Pesantren Tarbiyah Islamiyah Pasia Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam pada hari, Kamis, 9 September 2021.
Pembukaan kegiatan pelatihan ini diwakili oleh Ustadzah Wettifitria yang merupakan Kepala Sekolah Tingkat Tsanawiyah di Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Pasia, yang dalam kegiatan ini mewakili ketua Yayasan.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tak terhingga karena pondok pesantren mereka dijadikan sebagai mitra kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh universitas ternama kebanggaan Sumatera Barat.
Beliau berharap agar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat dilanjutkan dan ditingkatkan untuk masa yang akan datang dalam rangka membantu pengembangan dan pembinaan Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Pasia.
Tema pengabdian yang diangkat pada kesempatan ini merupakan hal yang sangat penting bagi ustadz/ustadzah kami, sehingga besar harapan terhadap ustadz/ustadzah untuk bersungguh-sungguh dan serius dalam kegiatan ini agar dapat kita implementasikan praktik baiknya ungkap Ustadzah Wettifitria
Pentingnya guru memiliki kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang berbasis HOTS merupakan sesuatu yang harus diupayakan dimiliki oleh guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran Higher Order Thinking Skills, guru tidak cukup hanya menggunakan buku dan media pembelajaran yang biasa. Guru perlu mempersiapkan berbagai macam bahan pelajaran yang dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis pada peserta didik mulai dari membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, menentukan metode dan menyusun instrumen evaluasi pembelajaran. Hal ini karena guru merupakan ujung tombak pelaksanaan pembelajaran. Guru hendaknya dapat mengubah pola pembelajaran secara komprehensif yang berbasis pada kemampuan berpikir tingkat tinggi dan berbasis aktivitas.
Kegiatan pelatihan atau bimtek ini diikuti oleh para ustadz dan ustadzah Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Pasia.dengan menghadirkan para narasumber yakni Dr. Nofrion, M.Pd., Dr. Hanif Alkadri, M.Pd, Lusi Susanti, M.Pd, Dr. Nofryanti Achyar, M.Pd. dan Widyawati, M.Pd.
Dalam sambutannya pada kegiatan pembukaan, Nurhizrah menyampaikan bahwa kita sebagai pendidik berkewajiban untuk terus melakukan pengembangan diri dan menyesuaikan diri dengan tuntutan pembelajaran yang terus berkembang. penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran akan menganalisis, menalar dan kreatif dalam menyelesaikan persoalan yang ditemukan dalam kehidupan. Maka dari itu, kemampuan keterampilan abad 21 sangat penting bagi peserta didik untuk memecahkan berbagai masalah yang muncul dengan penalaran yang logis dan solusi yang tepat. Hal ini berimplikasi bahwa keterampilan abad 21 yang salah satunya Higher Order Thinking Skills menjadi harus dikembangkan dalam proses pembelajaran
Peran tenaga pendidik diperlukan untuk mengembangkan keterampilan abad 21 dalam mempersiapkan pembelajaran yang tepat di sekolah. Guru profesional tidak lagi sekedar guru yang mampu mengajar dengan baik melainkan guru yang mampu menjadi pembelajar dan agen perubahan sekolah, mampu menjalin dan mengembangkan hubungan untuk peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya, dan mampu mengembangkan proses pembelajaran mulai dari perencanaan pembelajaran hingga evaluasi pembelajaran dengan baik. Perubahan demografi telah mengakibatkan peserta didik di sekolah lebih beragam secara budaya, agama/keyakinan, dan juga bahasanya. Kemajuan teknologi informasi (intemet) telah meningkatkan fleksibilitas dalam pemerolehan ilmu pengetahuan bagi setiap individu baik guru ataupun peserta didik. Konsekuensinya, guru-guru dituntut mampu mengembangkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesui dengan perkembangan lingkungan sebagai kompetensi guru abad 21 dan mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan dan strategi pembelajaran yang dituntut dalam kurikulum 13 yang salah satunya adalah melakukan pembelajaran dengan berbasis HOTS.
Komentar
Kirim Komentar