Tenggelamnya Kapal Organisasi: Juru Selamat bernama Alumni!

Sumber: grammarly
Jefri Yunedi
Alumni : Who Am I?
Organisasi adalah suatu topik hangat dan suatu hal yang umum dibicarakan atau mungkin kegiatan yang sangat lumrah bagi individu. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Stoner dalam Human Relations at Work mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
Dalam sebuah organisasi secara sistematis dan struktural anggotanya memiliki kewajiban yang sudah disepakati baik secara individu dengan dirinya, maupun individu dengan individu lain sesama anggota dari organisasi yang bersangkutan. Kehidupan seputar organisasi sudah disepakati alur dan resikonya oleh masing-masing individu dari sebelum, wabil khusus saat masuk dan resmi menjadi anggota dari organisasi bersangkutan.
Namun ada beberapa hal yang mungkin saja luput dari perhatian dari calon anggota dalam memilih organisasi yang akan dimasuki, dan beberapa hal itu mungkin saja menjadi alasan individu nantinya jenuh dengan organisasi tersebut.
Setelah berkecimpung dan sedikit mengamati lalu mengenal situasi dan kondisi dari beberapa organisasi terdapat beberapa kecenderungan yang bagi penulis harus diperhatikan karena efek dari hal tersebut bisa saja tidak diinginkan bahkan bisa juga menjadi bom waktu dari organisasi yang bersangkutan. Dari beberapa hal yang diperhatikan, fokus penulis kali ini adalah perihal "Alumni".
"Alumni" adalah istilah yang digunakan untuk mengacu pada seseorang yang telah lulus atau selesai belajar di sebuah institusi, seperti sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan lainnya. Dalam hal ini, alumni organisasi tersebut berarti mereka yang sudah melewati masa aktif dari keanggotaan organisasinya atau yang sudah melalui masa bakti dari kepengurusannya.
Alumni dalam sebuah organisasi dalam beberapa kasus memiliki lembaga tersendiri yang beriringan dengan organisasi yang masih aktif, namun dalam pembahasan kali ini saya tidak akan membahas tentang lembaga alumni, melainkan sosok alumni dalam artian individu dari alumni tersebut.
Ada Apa dengan Alumni?
Alumni bagi penulis merupakan sosok yang sangat penting dari sebuah organisasi, alumni bahkan bisa saja menjadi tulang punggung dari sebuah organisasi dalam hal kaderisasi anggota maupun sokongan moril dan materil yang alumni berikan untuk mantan organisasinya.
Alumni yang baik memang tidak terdefinisikan secara objektif, karena dalam sebuah organisasi tentu memiliki cara dan alur tersendiri yang tidak dapat dipukul rata, bahkan untuk pemaknaan alumni yang baik sekalipun.
Namun dalam hal ini bisa saja kita sepakati bahwa bagi organisasi yang belum matang dan belum siap berlabuh, alumni adalah juru selamat berkat dari saran-sarannya yang mustajab lagi sakral sehingga tidak dapat dilanggar apapun alasannya.
Keadaan dari intervensi alumni menurut penulis sangat tidak baik untuk kematangan dari sebuah organisasi, kemanjaan anggota misalnya. Kemanjaan anggota yang disebabkan oleh stereotip-nya bahwa akan ada jampi-jampi mandraguna alumni jika saja organisasi ini sedang sakit.
Anggota dalam hal ini bisa saja terbiasa akan hal ini, sehingga keseruan berdiskusi dalam sebuah organisasi bisa saja sedikit berkurang akibat hal ini. Selanjutnya intervensi yang berlebihan dari alumni bisa saja menjadi alasan dari anggota untuk pensiun dini dari organisasi yang diikutinya, pasalnya beragam salah satunya adalah anggota yang bersangkutan tidak mendapatkan kemerdekaan dalam berpendapat dan melakukan sesuatu dalam organisasi sehingga harapannya akan sesuatu yang dia inginkan terhalang akibat campur tangan alumni.
Kemudian yang paling utama adalah masalah tentang organisasi tersebut, penulis sedikit berpendapat bahwa organisasi yang mendahulukan pendapat alumni dibandingkan anggota aktifnya penulis pastikan belum matang dan merdeka, mengapa demikian?.
Alasan dari pernyataan tersebut adalah konsep alumni tentunya seharusnya sudah duduk oleh organisasi tersebut, dan alumni merupakan anggota yang sudah di purna tugaskan secara administratif, berarti sudah tidak punya hak dalam organisasi tersebut. Jika pendapatnya didahulukan maka sudah barang pasti ada kekeliruan besar dari para petinggi dan anggota dalam memanajemen keputusannya.
Alumni : "Jadi saya harus bagaimana?"
Dari sudut pandang penulis yang juga dalam hal ini tergabung di beberapa organisasi yang sudah memiliki alumni dan sudah juga beberapa kali mengalami kasus intervensi alumni yang berlebihan, penulis menyimpulkan beberapa hal yang akan dia lakukan jika penulis menjadi alumni nantinya.
Pertama, penulis akan fokus terhadap prioritasnya terlebih dahulu daripada mengurus sesuatu yang kurang membutuhkan penulis dan kurang dibutuhkan penulis di masa dia menjadi alumni. Skala prioritas yang seharusnya sudah dipelajari semasa menjadi anggota organisasi sebaiknya diterapkan dalam kehidupan nyata sebagai wujud dari pelajaran yang sudah penulis tempuh selama masa baktinya dalam di organisasi.
Kedua, penulis dalam hal ini akan memberikan keleluasaan terhadap adik-adiknya yang sedang ingin berkembang dengan jalan masuk ke dalam organisasi. Keterlibatan penulis bisa saja memenjarakan pemikiran dari adik-adiknya, dan bisa saja menjadi tiket tamat untuk organisasi tersebut apabila ternyata ada kesalahpahaman yang disebabkan oleh intervensi pemikiran yang menjadi pemicu konflik antar anggota.
Ketiga, penulis akan sadar dan introspeksi akan posisinya saat ini yaitu sebagai alumni, bukan anggota. Kesadaraan akan hal itu mungkin mudah diucapkan, tapi untuk implementasinya hal ini sangat sulit dilakukan, terlebih jika ambisi sang alumni di organisasi belum tercapai saat dia masih menjadi anggota sehingga ambisinya tetap membara dan melukai adik-adiknya yang tidak tahu menau akan hal itu.
Terakhir, penulis akan siap membantu apa yang semestinya dibantu dan tahu takaran akan bantuannya tersebut. Sebagai tanda jasa dari alumni terhadap mantan organisasi yang mengasuhnya sudah barang tentu secara etika harus dibalas oleh alumni dengan semampunya baik moril atau materil.
Bantuan ini akan diberikan penulis sesuai takaran, dan tentu akan diberikan dengan alasan membantu bukan alasan lainnya yang melenceng dari apa yang ditujukan oleh organisasi tersebut. Contohnya bantuan pendanaan acara dan sponsorship, atau mungkin saran yang bersifat membantu bukan memaksa. Jika dalam bentuk saran, maka hal ini dalam bentuk pertimbangan, jika berbentuk kritik maka hal itu diharapkan bukan alasan yang nantinya menjadi pemicu konflik dari internal adik-adiknya.
Memahami kondisi masalah sebelum memberi kritik saran juga akan penulis lakukan sebagai bahan pertimbangan akan posisinya agar tetap netral dan berpihak terhadap sarannya, bukan adik-adiknya sehingga tidak memecah opini.
Komentar
Kirim Komentar