Kearifan Lokal dan Keanekaragaman Masyarakat
Kurnia Sandi
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Keanekaragaman budaya di Indonesia merupakan suatu keunggulan bagi Negara Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara yang memiliki paling banyak budaya di Asia Tenggara. Dengan banyaknya budaya di Indonesia tentunya itu tidak menjadi penghambat dalam persatuan bangsa Indonesia. Indonesia memang memiliki keanekaragaman budaya, akan tetapi lewat keanekaragaman tersebut harapan besar adalah bangsa Indonesia dapat lebih menghargai dan toleransi antar sesama.
Perbedaan budaya antar masyarakat Indonesia tentunya tidak terlepas dari rasa menghargai dan toleransi. Menghargai budaya orang lain juga menjadi perhatian utama antar masyarakat yang berbeda budaya. Indonesia tidak hanya memiliki keanekaragaman budaya tetapi juga keanekaragaman suku, bangsa dan agama. Keanekaragaman suku, bangsa, agama dan budaya tersebut juga dapat berdampak kepada masyarakat itu sendiri. Dampak tersebut dapat terbagi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif.
Bisa kita amati beberapa dampak positif keanekaragaman itu antara lain: (1) Dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat Indonesia untuk mengenal satu sama lain dan masyarakat yang beragam akan menjadikan interaksi lebih dinamis. (2) Keberagaman masyarakat menjadi salah satu modal dalam perkembangan dan kemajuan bangsa sebab kreatifitas juga inovasi akan jauh lebih berkembang jika terdapat perbedaan dalam berpikir juga berkreasi. (3) Keberagaman masyarakat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga meningkatkan potensi ekonomi di bidang pariwisata. (4) Keberagaman masyarakat menjadikan sebuah negara memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari bangsa lain. (5) Keberagaman masyarakat menjadikan hidup menjadi lebih berwarna.
Adapun dampak negatif keanekaragaman masyarakat yaitu: (1) Keberagaman masyarakat yang tidak disikapi dengan bijaksana akan memupuk bibit konflik yang berujung perpecahan di dalam masyarakat. (2) Konflik yang muncul dari keberagaman tersebut bisa menghambat pembangunan nasional. (3) Rawan muncul paham rasisme. (4) Rawan muncul kelompok-kelompok radikal. (5) Apabila tidak dibarengi dengan toleransi, maka pergesekan antar golongan sulit dihindari. (6) Munculnya Etnosentrisme yang berlebihan. (7) Sulit untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan. (8) Sulit untuk menciptakan keseragaman dalam masyarakat sehingga pengelolaan menjadi lebih sulit. Itulah dampak yang ditimbulkan akibat keanekaragaman masyarakat Indonesia.
Jika kita amati perbandingan antara dampak positif dan negatif yang lebih dominan adalah dampak negatif. Sebagian besar dampak negatif yang disebutkan diatas sudah mulai terasa saat sekarang ini. Sebagaimana kaum mayoritas akan senantiasa menindas kaum minoritas.
Bangsa Indonesia yang berbeda-beda budaya merupakan suatu lambang dari wilayah Indonesia yang sebagian besarnya adalah kepulauan. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar daerahnya terpisah-pisah dalam bentuk pulau-pulau yang kecil. Wilayah Indonesia yang berbentuk pulau yang besar, beberapa diantaranya yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Papua Nugini. Dapat dikatakan akibat dari kehidupan masyarakat yang terpisah-pisah inilah yang memicu adanya perbedaan suku, bangsa dan budaya di Indonesia.
Namun, dengan adanya perbedaan suku, bangsa dan agama di Indonesia, sejak terdahulu sudah ada beberapa kearifan lokal yang cukup serius mengatur akan toleransi. Beberapa ide tradisi yang sudah biasa dianut dalam mewujudkan kerukunan sudah baik berjalan. Ada beberapa tradisi kearifan lokal yang ada di Indonesia yang memiliki fungsi merekatkan masyarakat. Pertama adalah tradisi "Pela Gandong" di Maluku. "Pela Gandong" adalah salah satu tradisi di Maluku. Bentuk tradisi "Pela Gandong" ini adalah dua negeri atau desa yang berbeda agama, misalnya agama Islam dan Kristen diikat dalam tali persaudaraan. Namun, tradisi ini tidak mengkhususkan agama Islam dan Kristen saja, tapi semua agama yang berbeda. Melalui kebudayaan ini masyarakat merasa berkewajiban untuk saling membantu. Jika pihak muslim sedang mempunyai hajat misalnya membangun masjid, maka saudara-saudara Kristen dipastikan ikut membantu. Begitupun sebaliknya, jika umat Kristen sedang membangun gereja yang muslim wajib membantu.
Namun, jika kita lihat realitas saat sekarang ini, seiring kebudayaan ini hilang digerus perkembangan zaman yang terjadi sangat bertolak belakang. Jangankan saling membantu antar umat beragama, malahan bertentangan. Seperti yang terjadi di Cilegon, dikutip dari Kompas.com diberitakan bahwa sejumlah orang yang menamakan dirinya Komite Penyelamat Kearifan Lokal Kota Cilegon menolak pembangunan rumah ibadah gereja HKBP Maranatha di Lingkungan Cikuasa, Kelurahan Garam, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Banten pada Rabu 7 September 2022. Aksi ini tidak hanya bentuk intoleran masyarakat dalam beragama tetapi juga didukung oleh surat keputusan (SK) Bupati Kepala Daerah Tingkat II Serang Nomor 189/Huk/SK/1975 tertanggal 20 Maret 1975 tentang penutupan gereja atau tempat jamaah bagi agama kristen dalam daerah Kabupaten Serang (sekarang Cilegon). ini adalah bentuk pelanggaran kita dalam mewujudkan persatuan Indonesia.
Kedua, kearifan lokal yang sebelumnya ada di Indonesia adalah "Okomama" di Soe Nusa Tenggara Timur (NTT). "Okomama" sebenarnya sebuah kotak dengan aneka ukuran, di luarnya dibalut dan dilapisi kain tenunan adat, di dalamnya terdapat sirih, pinang dan kapur. Dalam masyarakat Soe, jika ada konflik atau pertikaian maka pihak-pihak yang bertikai kemudian dipertemukan untuk berdamai oleh para pemimpin adat. Mereka diminta berjanji dan bersumpah agar tidak ada lagi permusuhan diantara mereka, yang ada hanyalah perdamaian. Sumpah dan janji itu dilakukan dengan saling memasukkan kedua tangan pihak yang bertikai ke dalam "Okomama" itu. Usai itu mereka saling berangkulan lalu mengunyah sirih dan pinang yang diambil dari dalam "Okomama".
Ketiga, "Tepung Tawar" di Musi Rawas, Sumatera. Tradisi "Tepung Tawar" ini dilakukan Biasanya jika terjadi konflik atau perselisihan tokoh adat setempat berinisiatif untuk menemui pihak bertikai untuk melihat asal usul pertikaian. Setelah itu, tokoh adat dari pihak yang bersalah mendatangi pihak keluarga yang menjadi lawan bertikai sambil membawa "Pejung Mentah". Dalam "Pejung Mentah" itu terdapat kopi, gula, dua kilogram beras, satu ekor ayam dan satu bungkus rokok. Usai pemberian "Pejung Mentah" dilanjutkan dengan tradisi "Tepung tawar". Dalam tradisi ini orang yang bertikai kemudian saling mengoleskan "Tepung tawar" di badannya.
Tradisi-tradisi di atas merupakan cara masyarakat nusantara untuk membangun harmoni, persaudaraan, kerja sama, dan nilai positif lainnya. Barangkali masih banyak kearifan lokal lainnya yang memiliki fungsi serupa. Tradisi-tradisi seperti ini lahir tentunya karena kita sangat menyadari bahwa setiap saat bisa terjadi konflik dalam masyarakat yang sangat beragam ini. Tidak semua konflik harus diselesaikan dengan hukum. Melalui tradisi-tradisi itu, konflik dan perselisihan diselesaikan secara kekeluargaan dengan menjaga martabat dan kehormatan masing-masing pihak. Bahkan jika dimungkinkan, tradisi itu justru diharapkan mampu membangun tali persaudaraan antar mereka yang bertikai. Namun ini akan berbeda jika tali persaudaraan atau rasa kekeluargaan antar masyarakat yang sudah hilang. Tradisi-tradisi yang seperti ini kalaupun ada akan terabaikan, dan orang-orang akan dominan penyelesaian konflik melalui jalur hukum.
Sejak dulu, usaha untuk mewujudkan budaya toleransi sudah cukup serius digencarkan. Adanya kearifan lokal yang sangat proaktif dalam membangun masyarakat yang toleran patut dicontoh dan diperbarui untuk lebih baik. Toleransi dalam masyarakat sangat dibutuhkan dengan keanekaragaman masyarakat Indonesia ini. Tentunya tujuan tersebut adalah agar terciptanya masyarakat Indonesia yang bersatu dan tertib dalam bermasyarakat. Dengan tercapainya tujuan tersebut maka kemakmuran antara masyarakat Indonesia akan dirasakan melalui kehidupan yang harmonis, aman, damai dan tentram.
Komentar
Kirim Komentar