• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Facebook
  • Twitter
  • RSS
Ganto.co

, WIB
  • Home
  • Berita
  • Info Kampus
  • Sastra & Budaya
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
    • Catatan Budaya
  • Ganto TV
  • Ganto Foto
  • Artikel
  • E-Paper
Terpilih Sebagai Presma Wapresma UNP, Gavri-Faiz Harapkan Kolaborasi Aktif Mahasiswa

Terpilih Sebagai Presma Wapresma UNP, Gavri-Faiz Harapkan Kolaborasi Aktif Mahasiswa

Masuki Masa Tenang, PPU Gelar Kampanye Dialogis Calon Presma dan Wapresma UNP

Masuki Masa Tenang, PPU Gelar Kampanye Dialogis Calon Presma dan Wapresma UNP

Berita Terbaru

  • 19-03-2023Mahasiswi PGSD UNP Menjadi Pembicara di Sudut...
  • 19-03-2023Gelar FGD, IDNL Bersama IYD Buka Kesempatan untuk...
  • 19-03-2023Gelar Gebyar Muda Berkarya, IYD Wujudkan Wadah...
  • 18-03-2023Bertabur Kompetisi, Prodi Pendidikan Bahasa...

Kategori

  • Laporan 2 Edisi 218
  • Laporan 1 Edisi 218
  • Universitas Negeri Padang
  • PPG SM3T
  • Bimbingan dan Konseling
Masihkah DPR Menjadi Representasi Suara Rakyat?

Masihkah DPR Menjadi Representasi Suara Rakyat?

Tenggelamnya Kapal Organisasi: Juru Selamat bernama Alumni!

Tenggelamnya Kapal Organisasi: Juru Selamat bernama Alumni!

Artikel Terbaru

  • 18-03-2023Pejuang Ramadhan
  • 11-03-2023Ketika Gadget Menjadi Ketergantungan: Analisis...
  • 03-03-2023Membahas Nepotisme dan Budaya Konservatif dari...
  • 01-03-2023Ringkas Kemarin, Denah Esok

Kategori

  • Politik
  • Pendidikan
  • Agama
  • Umum
  • Home
  • Artikel
  • Artikel

Di Masa Depan Kita Butuh Rehabilitasi untuk Orang-orang Kecanduan Adsense

Di Masa Depan Kita Butuh Rehabilitasi untuk Orang-orang Kecanduan Adsense

Ilustrasi: Rino Warisman Putra

01-11-2022, 22:15 WIB

Artikel

1191 0
Oleh:

Rino Warisman Putra

Hidup di era digital yang serba ingin baru dan mengikuti tren dewasa ini memasuki taraf yang riskan. Jika dahulu hanya dikenal istilah serakah, riya ataupun dengki, lebih ke Timur Tengah lagi ada yang namanya suudzon. Sekarang istilah itu sudah bertambah dan lebih dominan ke arah barat, ada yang namanya Fomo, SJW, dan Adsense. Semua istilah keren itu merujuk pada sikap manusia Indonesia ketika bercakap dan berperilaku di internet.

Istilah Fomo misalnya, ini merujuk pada remaja yang acap kali resah dan khawatir ketika tidak mengikuti tren. Tidak mengikuti tren sama saja dengan tidak minum air zam-zam ketika sudah sampai di Arab, begitulah kira-kira. Sebenarnya Fomo juga memiliki dampak positif, meskipun dampak negatif yang lebih mendominasi.

Kita contohkan, seorang siswa bernama Michael dari Nganjuk mengikuti tren terbaru dari teman-teman sekelasnya yang suka membaca webtoon Korea secara digital, secara tidak langsung Michael juga akan punya hobi baru membaca jika itu dilakukan berulang. Nah, dari sikap Fomo Michael tadi, ia juga memberikan sumbangsih terhadap pertumbuhan minat baca masyarakat secara digital.

Jika kita bicara tentang baca tulis, hal tersebut juga mengkhawatirkan bagi Indonesia. Negara ini berada di posisi 60 dari 72 negara di dunia dalam hal literasi. Hal ini merujuk pada survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019.

Lebih miris lagi, data UNESCO 2017 mencatat minat baca masyarakat Indonesia hanya menyentuh angka 0,001%, yang artinya dari 1.000 orang yang berkumpul, hanya ada satu orang saja yang suka membaca. Nah, melihat kasus kefomoan Michael terhadap aktivitas baca membaca webtoon tadi, setidaknya Michael telah menyumbang angka positif menambah minat baca. Jadi, fomo tidak selalu berkonotasi negatif.

Kemudian istilah lain yang sedang hangat dibicarakan, yakni Social Justice Warrior (SJW). Mereka yang SJW ini cukup ambisius dalam berdialog secara online, menyampaikan argumen, dan terkadang juga terpancing emosi di media sosial. SJW banyak menjamur di platform media sosial, seperti facebook, twitter, dan instagram.

Namun, aktivitas SJW di twitter lebih masif, kita lihat saja berapa banyak perdebatan mengenai kasus Lesty Billar, kasus Reza Arab, atau yang lebih baru dalam kasus Baim Won. SJW menjadi orang nomor satu yang paling tahu, paling ingin dilibatkan, paling pandai dalam berdebat, bahkan terkadang SJW juga bertindak radikal dengan mengeluarkan makian kepada SJW lainnya.

Pantas saja Indonesia menempati urutan teratas terkait ketidakramahan di media sosial. Laporan terbaru Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya menunjukkan netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara. Dengan kata lain, paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Dalam riset yang dirilis oleh Microsoft ini, tingkat kesopanan netizen Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, di mana semakin tinggi angkanya tingkat kesopanan semakin buruk. Namun, ini berbanding terbalik jika kita bicara tentang real life, dalam sebuah survei dari World Population Review, Indonesia masuk dalam 10 besar negara teramah di Dunia. Negara yang sedang menggarap ibu kota baru ini berada di posisi ketujuh soal keramahan.

Istilah terbaru lainnya adalah adsense. Secara umum, adsense merujuk pada pendapat seseorang dalam sebuah konten yang diupload ke sebuah platform media sosial, baik itu facebook, twitter, instagram, youtube, atau tiktok.

Dalam hal adsense, youtube lebih banyak dimanfaatkan sebagai pendapatan walaupun platform lainnya juga tidak menutup kemungkinan untuk adsense ini. Jam tayang, jumlah like, dan jumlah subscriber atau followers, menjadi hal yang memuaskan dan tak ternilai harganya. Jika kita istilahkan, seperti makan popmie dikala hujan.

Lihatlah kesuksesan youtuber Atta Halilintar yang praktis telah menguasai dunia peryoutuban tanah air. Dengan sedikit trik giveaway, Atta berhasil meraup subscriber hingga 30 juta. Dihimpun dari data Social Blade, kanal youtube AH milik Atta Halilintar bisa mendapatkan penghasilan sekitar USD7.400 hingga USD118.500, atau sekitar Rp113,8 juta hingga Rp1,82 miliar dalam satu bulan.

Angka tersebut tentu sangatlah besar bahkan untuk penghasilan dari youtube saja. Belum lagi beberapa sumber kekayaan Atta Halilintar yang terus menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi dirinya. Dalam skala internasional, sebuah artikel dari BBC juga mencatat bagaimana pendapatan dari adsense youtube bisa membiayai operasional sebuah kastil di Prancis, channel milik Stephanie Jarvis yang diberi nama The Chateau Diaries rutin mengupload vlog kehidupannya di Kastil.

Dimulai pada 2018, Jarvis dengan rutin mengupload vlog berbagai kegiatannya di Kastil. Sedikit demi sedikit kanal miliknya mulai dilirik oleh khalayak ramai di Prancis dan dengan antusias hari demi hari subscribernya bertambah pesat. Perkembangan paling pesat terjadi ketika pandemi. Saat pandemi mematikan segalanya, Jarvis memutuskan bahwa dia sekarang akan membuat dan mempublikasikan video semacam itu setiap hari "dan lihat bagaimana kelanjutannya."

Hal yang mengejutkan, popularitas saluran youtubenya itu melonjak naik, dari 10.000 pelanggan pada 2019 menjadi 173.000 hari ini. Hal tersebut berarti uang yang dihasilkan dari iklan di videonya melonjak dari beberapa ratus Euro menjadi ribuan.

Namun, hal yang berbahaya dari adsense adalah ketika seseorang telah teradiksi untuk selalu trending, selalu mengikuti kasus, dan menjadikan itu sebuah konten. Youtube yang seyogyanya dijadikan ladang ekonomi kreatif justru berbuntut pada kasus hukum, ibarat kata "makan rendang, tetapi yang ketemu lengkuasnya."

Kita lihat dari kasus Baim Wong yang dengan kreatif membuat konten prank KDRT. Laporan palsu Paula ke Polsek itu namun justru menjadi bumerang di kemudian hari. Rentetan uploadan permintaan maaf Baim Wong dan reuploader akun lain di medsos, belum lagi berbagai tautan artikel media online menjadikan kasus prank kreatif ini gagal.

Dari kasus Baim Wong dan juga banyak kasus dunia maya sebelum ini, kita belajar bahwa kecanduan adsense juga harus punya ruang khusus dalam hal penanganan. Jika biasanya kita hanya mengenal yang namanya rehabilitasi terhadap pencandu narkoba, mungkin di kemudian hari kita akan disuguhkan banyaknya publik figur yang masuk rehabilitasi karena kecanduan adsense.

Tags: Opini, adsense, SJW, fomo, butuh direhabilitasi,

~

Rating

  • 1191views
  • 0comments

Subscribe

Subscribe to comments

recommend to friends

Iklan

Artikel Terkait

Modernisasi: Urang Minang Jan Sampai Lupo Jo Kato Nan Ampek

Artikel

Modernisasi: Urang Minang Jan Sampai Lupo Jo Kato Nan Ampek

25-02-2023

190
Pengakuan Kebudayaan Mentawai dalam Perspektif Undang-Undang

Artikel

Pengakuan Kebudayaan Mentawai dalam Perspektif Undang-Undang

16-12-2022

667
Strict Parents Dapat Membunuh Mental Anak

Artikel

Strict Parents Dapat Membunuh Mental Anak

10-12-2022

722
Kapitalisasi Pendidikan dan Tumbuhnya Mentalitas KKN pada Generasi Muda Indonesia

Artikel

Kapitalisasi Pendidikan dan Tumbuhnya Mentalitas KKN pada Generasi Muda Indonesia

19-11-2022

546

Komentar

Kirim Komentar

Kirim Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Nama*

E-mail*

Komentar

Kode

11 234 Subscribers
781 Followers
341 Subscribers

Berita Terpopuler

Dinilai Tidak Becus Memilih Panelis, MPM Angkat Suara

Dinilai Tidak Becus Memilih Panelis, MPM Angkat Suara

01-03-2023

  • 497
  • 22
Kegiatan Donor Darah, Komandan KSR PMI UNP Targetkan 1.500 Kantong Darah

Kegiatan Donor Darah, Komandan KSR PMI UNP Targetkan 1.500 Kantong Darah

14-03-2023

  • 419
  • 22
Pelantikan Kepengurusan UKM-LPM Teropong UMSU Periode Amaliyah 2023/2024

Pelantikan Kepengurusan UKM-LPM Teropong UMSU Periode Amaliyah 2023/2024

11-03-2023

  • 378
  • 22
Bertabur Kompetisi, Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Sukses Adakan Bunkasai X UNP

Bertabur Kompetisi, Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Sukses Adakan Bunkasai X UNP

18-03-2023

  • 373
  • 22
Sertijab Menwa UNP, WR 1: Harapan Adanya Latihan Ormawa yang Beririsan

Sertijab Menwa UNP, WR 1: Harapan Adanya Latihan Ormawa yang Beririsan

06-03-2023

  • 347
  • 22

Ganto TV

Lihat semua video

Rangkuman Aksi Tolak Kenaikan BBM Ganto TV

20-09-2022

  • 15
  • 652

Galeri Foto

Lihat semua foto
Aksi Tolak pengasahan KUHP

Aksi Tolak pengasahan KUHP

07-12-2022

  • 0
  • 0
DimensiTekno old

Langganan Berita

Ganto.co
BACK TO TOP

SKK Ganto UNP

Ganto.co

"Sebuah Koran kampus sudah lama diimpi-impikan di IKIP Padang. Namun, karena keterbatasan, impian itu belum sempat diwujudkan. Sampailah beberapa waktu yang lalu, Rektor IKIP Padang 'menawarkan' suatu kemungkinan buat menerbitkan sebuah Koran kampus. Sudah tentu tawaran itu merupakan surprise. Dan Humas tak melewatkannya begitu saja. pembicaraan-pembicaraan diadakan. Rencana-rencana disusun. Sudah tentu, menerbitkan Koran tak semudah membacanya. Maka hari ini, dengan segala kekurangannya,...

Get it on Google Play

Profil

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami

Menu

  • Home
  • Berita
  • Info Kampus
  • Sastra Budaya
  • Ganto TV
  • Ganto Foto
  • Artikel
  • E-Paper

Kontak

Hubungi kami di masing-masing divisi di bawah ini :

Alamat
Gedung Student Center Universitas Negeri Padang Lantai 2, Jln. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode Pos 25131

Email: redaksiganto@gmail.com

Website : http://ganto.co

  • Bagian Umum

Nomor Hp 082268494336 (Ramadhano) / 085274535244 (Vita)

  • Bagian Redaksi

Nomor Hp 085271593416 (Rizka) / 082384976250 (Anggi)

  • Humas dan Sirkulasi

Nomor Hp 082386293640 (Dwi Ningsih)

  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Facebook
  • Twitter
  • RSS

© 2017 Ganto.co - Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah. All rights reserved.

Close

Enter the site

Login

Password

Remember me

Forgot password?

Login

SIGN IN AS A USER

Use your account on the social network Facebook, to create a profile on Ganto.co