Darurat: Kondisi Mental Mahasiswa Akhir

Ilustrasi: Mediaindonesia.com
Monalisa Hidayah
"Sebagai mahasiswa akhir, kata "ACC" dari dosen lebih indah dari pada kata "Aku mencintaimu" dari si doi. Pernyataan tersebut membuat penulis tertarik menuliskan tulisan ini. Memulai pembicaraan mengenai mahasiswa, tentu banyak pandangan yang tak ada habisnya. Bagi orang awam, mahasiswa merupakan sosok manusia yang masa depannya terjamin dengan pekerjaan yang menjamin.
Siswoyo menyatakan bahwa mahasiswa dapat diartikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Pertarungan untuk mengakhiri gelar mahasiswanya tentu melewati proses-proses yang berat, karena memiliki beban akhir untuk 'membayar' semuanya dengan tugas akhir yang bernama "skripsi". Untuk 'membayar' skripsi mental pun diuji dengan pertanyaan yang keras, hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkesan mudah dijawab dan mudah untuk diselesaikan.
Pertanyaan-pertanyaan yang biasa dipertanyakan tersebut, seperti kapan wisuda, dapatkah lulus dengan predikat cumlaude, dapatkah lulus tepat waktu, dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membuat terguncangnya mental seorang mahasiswa akhir. Menjadi mahasiswa akhir tidak semudah dibayangkan dengan berkurangnya atau habisnya Satuan Kredit Semester (SKS). Mahasiswa akhir disuguhkan dengan berbagai permasalahan, dimulai dari kesulitan dalam mencari judul, susahnya menghubungi dosen pembimbing, kurangnya motivasi, dan sebagainya.
Tidak hanya itu saja, bahkan mahasiswa akhir kerap mendapatkan tekanan dari orang tua, saudara, dan lingkungan sekitar yang kerap melayangkan pertanyaan "kenapa tak kunjung selesai kuliahnya". Orang-orang sekitar tak jarang pula membandingkan mahasiswa yang satu dengan mahasiswa lain yang sudah mencapai garis akhir perjuangannya di bangku perkuliahan. Tentu hal ini sangat mengganggu kesehatan mental. Mahasiswa akhir sering mengalami stress, depresi, dan lain sebagainya.
Stress merupakan reaksi yang terjadi pada seseorang yang dapat disebabkan oleh adanya ancaman, tekanan, dan rasa takut yang berlebihan. Tak sedikit juga yang mengalami depresi, depresi sendiri merupakan gangguan kesehatan mental yang memiliki gejala suasana hati terus-menerus sedih dan tertekan, hingga kehilangan semangat beraktivitas yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal mencakup perilaku, kondisi fisik, konflik, dan emosional, sedangkan faktor eksternal mencakup lingkungan, keluarga, dan ekonomi. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan mahasiswa buntu untuk menyelesaikan perkuliahannya. Akhirnya, kebuntuan tersebut diakhiri dengan pilihan untuk mengakhiri hidup.
Dewasa ini, banyak ditemui di media cetak maupun elektronik kondisi mental mahasiswa akhir yang terganggu hingga memilih untuk mengakhiri hidupnya. Sebut saja seperti kasus seorang mahasiswa di kota Malang yang depresi karena skripsi yang tak kunjung selesai, hingga mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari jembatan.
Sejalan dengan gangguan kesehatan mental mahasiswa akhir tersebut, terdapat beberapa tips dan trik untuk menghilangkan stress dengan cara sebagai berikut. Pertama, lakukan hal yang tidak monoton. Tentunya kita akan merasa jenuh berada di depan laptop dalam ruangan yang sama dalam jangka waktu yang lama. Namun, hal tersebut dapat dihindari dengan mencari suasana baru, misalnya mengerjakan skripsi di taman, perpustakaan, dan lain-lain. Kedua, berdiskusi dengan teman. Terkadang kita juga butuh teman untuk saling bertukar pikiran untuk menambah referensi. Hal ini tentunya dapat mengurangi stress dalam menulis skripsi. Ketiga, buatlah to-do list harian. Setiap hari kita harus menargetkan menulis skripsi minimal 1 lembar per hari. Keempat, fokus. Dalam menulis skripsi kefokusan fikiran sangat penting agar skripsi dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Terlepas dari itu semua, tentu kembali kepada diri masing-masing. Apabila ingin menyelesaikan skripsi tepat waktu, maka bersungguh-sungguhlah. Ingat, usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
Komentar
Kirim Komentar