Teka-Teki Buah Manggis

Foto: DetikHealth
Harris Effendi Thahar
Ada yang menarik dari buah manggis. Pertama, manggis masak yang warnanya berwarna kulit orang Afrika itu tidak menunjukkan warna isinya. isinya putih bersih. Jadi, lain warna kulit, lain pula warna isinya. Dengan kata lain, bentuk luar tidak menggambarkan bentuk dalamnya. Sebaliknya, jumlah ulas isinya dapat dibaca dari luar karena, di kulit manggis tergambar dengan jelas jumlah ulas (isi)-nya. Oleh karena itu, jika ada orang yang ingin memperjudikan buah manggis ialah dengan menghapus gambar isinya yang tertempel bagai relief di kulitnya itu.
Di pihak lain, ada pula ungkapan yang mengatakan bahwa bentuk luar mencerminkan isinya. Dengan mudah orang dapat saja menduga seseorang sedang bersedih hanya karena melihat wajah orang itu murung. Begitu juga sebaliknya, seseorang dianggap dalam keadaan riang gembira karena wajahnya cerah serta diiringi dengan senyum. Fenomena ini ada juga benarnya, ungkapan yang mengatakan tampak luar mencerminkan sisi atau tampak dalam. Tapi, itu kalau dalam keadaan normal. Artinya, bukan dalam keadaan darurat.
Keadaan darurat itu maksudnya ketika segala tindakan dilakukan karena keadaan memaksa. Misalnya, di ruang gawat darurat sebuah rumah sakit. Dokter yang biasanya berjalan santai, dalam situasi tertentu terpaksa berlari-lari karena ada pasien yang mesti mendapat pertolongan amat cepat. Begitu juga keadaan darurat suatu negara sedang kacau, dapat saja tidak biasa menjadi biasa, yang tidak normal menjadi normal. Jadi, dalam keadaan darurat, misalnya rumah duka, tak seorang pun yang memperlihatkan wajah riang gembira. Para pelayat terpaksa menyesuaikan air mukanya menjadi bersedih (kalau perlu menangis) seperti yang dialami tuan rumah duka.
Begitulah yang terjadi pada diri tetangga saya akhir-akhir ini. Tetangga saya itu biasanya termasuk orang yang berjiwa seni. Setiap hari pakaiannya senantiasa berganti warna. Tetapi, akhir-akhir ini ia seperti meninggalkan beberapa warna kesayangannya. Nyaris pakaiannya satu warna. Tidak biasanya ia begitu. Aneh rasanya melihat tetangga saya yang bekerja sebagai seorang sekretaris di kantor sebuah perusahaan swasta bonafid.
Waktu istri saya iseng menanyakan perihal warna pakaiannya, ia mengatakan : "Perintah Bos saya!"
Arsip Surat Kabar Kampus Ganto No 64/TH VII Maret 1997
Komentar
Kirim Komentar