Ku Mencari-Mu

16-03-2021, 12:08 WIB

Puisi

387 0

Oleh:

Shyntia Aprizani

Di tengah lamunan tabir hitam
Kutemui kelam yang tak kunjung padam
Kutemui jemari yang telah lelah membedah sorban
Kyai-kyai brutal dengan pakaian menjajal
Merangkai kata demi kata yang terjal
Harap mampu mendaki
Namun satu jenjang pun tak kutemui

Tuhan
Kaukah cahaya itu?
Menyentuhku dengan lembut tanpa menoreh pilu?
Menuangkan mantra-mantra cinta lewat kitab itu?

Tuhan
Kaukah fatamorgana?
Yang teduhnya ku rasa namun tak kunjung bisa ku raba

Tuhan hadirlah dalam mimpiku

Aku mencari-Mu

Tags: Pencaharian, tuhan, harapan,

~

Rating

387views
0comments

Komentar

Kirim Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ku Mencari-Mu

Shyntia Aprizani

Di tengah lamunan tabir hitam
Kutemui kelam yang tak kunjung padam
Kutemui jemari yang telah lelah membedah sorban
Kyai-kyai brutal dengan pakaian menjajal
Merangkai kata demi kata yang terjal
Harap mampu mendaki
Namun satu jenjang pun tak kutemui

Tuhan
Kaukah cahaya itu?
Menyentuhku dengan lembut tanpa menoreh pilu?
Menuangkan mantra-mantra cinta lewat kitab itu?

Tuhan
Kaukah fatamorgana?
Yang teduhnya ku rasa namun tak kunjung bisa ku raba

Tuhan hadirlah dalam mimpiku

Aku mencari-Mu

~

Artikel Terkait

Komentar

Kirim Komentar

Berita Terpopuler

Ganto TV

Galeri Foto

Langganan Berita

Ku Mencari-Mu

Shyntia Aprizani

Di tengah lamunan tabir hitamKutemui kelam yang tak kunjung padamKutemui jemari yang telah lelah membedah sorbanKyai-kyai brutal dengan pakaian menjajalMerangkai kata demi kata yang terjalHarap mampu mendakiNamun satu jenjang pun tak kutemui

TuhanKaukah cahaya itu?Menyentuhku dengan lembut tanpa menoreh pilu?Menuangkan mantra-mantra cinta lewat kitab itu?

TuhanKaukah fatamorgana?Yang teduhnya ku rasa namun tak kunjung bisa ku raba

Tuhan hadirlah dalam mimpiku

Aku mencari-Mu

~

Artikel Terkait

Komentar

Kirim Komentar

Berita Terpopuler

Ganto TV

Galeri Foto

Langganan Berita

Di tengah lamunan tabir hitam
Kutemui kelam yang tak kunjung padam
Kutemui jemari yang telah lelah membedah sorban
Kyai-kyai brutal dengan pakaian menjajal
Merangkai kata demi kata yang terjal
Harap mampu mendaki
Namun satu jenjang pun tak kutemui

Tuhan
Kaukah cahaya itu?
Menyentuhku dengan lembut tanpa menoreh pilu?
Menuangkan mantra-mantra cinta lewat kitab itu?

Tuhan
Kaukah fatamorgana?
Yang teduhnya ku rasa namun tak kunjung bisa ku raba