Pentingnya Pendidikan Politik bagi Generasi Milenial

Ilustrasi oleh Fitria
Nursaiti
Kesadaran politik warga negara menjadi faktor determinan partisipasi politik dalam lingkungan masyarakat. Artinya, ukuran dan kadar seseorang dikatakan terlibat dalam partisipasi politik jika memiliki pengetahuan dan kesadaran akan hak dan kewajibannya di lingkungan masyarakat dan kegiatan politik.
Pengalaman pemilihan umum yang berlangsung pada era reformasi di beberapa dekade ini telah menunjukan banyaknya para pemilih yang tidak memberikan hak suaranya. Fenomena tersebut sebagai gambaran apabila seseorang memiliki kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah tinggi maka partisipasi politik cenderung aktif, sedangkan apabila kesadaran dan kepercayaan sangat kecil maka partisipasi politik menjadi pasif dan apatis.
Kesadaran partisipasi politik merupakan aspek penting dalam tatanan negara demokrasi sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik yang berkelanjutan. Maka dari itu dapat dipahami bahwa partisipasi politik merupakan suatu hal yang bersifat sukarela terhadap masyarakat yang aktif dalam perpolitikan.
Masyarakat juga berperan sebagai subjek dalam pembangunan untuk ikut serta dalam menentukan keputusan yang menyangkut keputusan bersama atau keputusan umum. Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan dibutuhkannya kerjasama antara partai politik dan masyarakat untuk memberikan keputusan yang baik dalam perpolitikan bagi negaranya.
Pemilih pemula tidak terlepas dari pemuda atau generasi milenial. Generasi milenial sering dianggap tidak peduli terhadap partisipasi politik. Hal tersebut berdasarkan data laporan EACEA pada tahun 2012 yang memaparkan bahwa generasi milenial sangat sedikit yang mau terlibat langsung dalam partai politik dan mereka juga cenderung menjadi bagian orang yang tidak ikut menggunakan hak pilihnya.
Generasi milenial sebagai salah satu masyarakat atau pemilih pemula berperan sebagai kontrol terhadap jalannya politik. Sebagai sebuah proses transformasi politik makna keterlibatan partisipasi politik milenial merupakan bagian dari penataan struktur perjalan serta keberlanjutan kehidupan demokrasi dalam negara. Berdasarkan hal tersebut, peranan pendidikan politik terhadap milenial sangatlah perlu ditanamkan agar roda demokrasi dapat berkelanjutan dalam melahirkan para pemimpin bangsa Indonesia kedepannya.
Seperti yang kita ketahui, generasi milenial memiliki potensi yang besar bagi kekuatan politik karena jumlahnya yang banyak. Namun, generasi ini kurang tertarik terlibat partisipasi dalam politik secara konvensional karena berbagai alasan. Perlu adanya jalur yang lebih mudah untuk diakses supaya generasi milenial mau untuk berpartisipasi dalam perpolitikan. Contohnya seperti melalui tulisan di media internet yang bertemakan politik.
Generasi milenial yang baru belajar mengenai politik, khususnya dalam pemilihan umum biasanya mereka belajar tidak jauh dari ruang yang dianggap memberi rasa kenyamanan dalam diri mereka. Perilaku generasi milenial sebagai pemilih pemula dalam demokrasi memiliki karakteristik yang biasanya labil dan apatis. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan politiknya yang kurang. Mereka cenderung mengikuti kelompok sepermainan karena jiwa labil dan kurang konsisten yang dimiliki generasi milenial sebagai pemilih pemula.
Pengetahuan mengenai politik dapat dipelajari melalui partai politik, sekolah, dan keluarga. Faktor keluarga sangat mempengaruhi cara pandang mengenai seluk beluk politik yang mereka inginkan. Faktor lingkungan salah satunya adalah dari teman sebaya yang sangat berpengaruh karena dominan dapat mengubah pola pikir dalam berdemokrasi. Namun, peran partai politik yang harus lebih diutamakan dalam memberikan pendidikan mengenai perpolitikan.
Komentar
Kirim Komentar