Bakatam Kaji, Kegiatan Wajib Mempelai Perempuan

Para muda-mudi sedang menghadiri acara bakatam kaji yang merupakan kegiatan wajib dalam prosesi pernikahan di Jorong Ujung Labung, Tiku, Kabupaten Agam, Kamis (20/2)
Anisa Erda Walanda
Bakatam kaji bukan hanya sekedar membaca Al-Quran dengan baik pada acara perkawinan di Tiku, Kabupaten Agam. Namun acara ini juga merupakan ajang pertaruhan nama keluarga.
Kamis (20/2) malam, cuaca sedikit tidak bersahabat karena hujan gerimis di Jorong Ujung Labung, Nagari Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam. Walaupun demikian, Teti (25) berpenampilan sangat anggun dengan balutan gaun berwarna biru tosca dan sebuah hijab menutupi kepalanya. Malam ini adalah malam yang cukup bersejarah bagi Teti sebab ia akan mengikuti acara bakatam kaji yang merupakan kegiatan wajib bagi seorang pengantin perempuan di kampungnya.
Bakatam kaji merupakan salah satu rangkaian acara pada upacara perkawinan di daerah Tiku. Sebenarnya bakatam kaji juga diadakan oleh beberapa daerah lain seperti di Kampung Dalam Pariaman, Kecamatan Bonjol Pasaman dan Padang Kandih Payakumbuh Utara. Berbeda dengan daerah-daerah tersebut, Bakatam kaji di Tiku bukan hanya sekedar mengaji atau membaca Al-Quran dengan baik. Lebih dari itu, bakatam kaji di daerah Tiku merupakan salah satu persiapan mental pengantin perempuan dalam mendidik anak-anaknya tentang Alquran di masa depan.
Selain itu, bakatam kaji juga merupakan ajang untuk mempertaruhkan nama keluarga pengantin perempuan dimata orang sekampung. Sebab kesuksesan pengantin perempuan dalam mengaji akan menunjukan bahwa keluarga tersebut sudah sukses mempersiapkan anaknya sebagai seorang pendidik nantinya. Tidak jarang, calon pengantin perempuan yang belum baik dalam mengaji akan belajar mengaji terlebih dahulu sebelum melangsungkan perkawinan. Hal ini diungkapkan oleh salah satu tetua adat dikampung tersebut. "Daripada malu, mempelai perempuan biasanya belajar mengaji terlebih dahulu sebulan sebelum acara perkawinan," jelasnya, Rabu (19/2).
Sebelum bakatam kaji, mempelai perempuan diarak dengan iringan lagu kasidah dan tabuhan musik rebana oleh muda mudi di kampung tersebut. Acara arak-arakan dimulai dari rumah bako atau saudara perempuan dari ayah mempelai perempuan sampai ke rumah orangtua mempelai perempuan atau tempat acara bakatam kaji akan dilangsungkan.
Acara bakatam kaji dimulai dengan membaca Surat Ad-Duha oleh mempelai perempuan. Saat mengaji, bacaan Alquran mempelai perempuan akan disimak oleh salah satu ulama atau ustadz dikampung tersebut. Apabila mempelai perempuan pandai mengaji maka harumlah nama keluarganya. Namun apbila tidak pandai mengaji maka malulah yang didapat oleh keluarganya.
Setelah mempelai perempuan selesai membaca surat Ad-Duha, pembacaan surat-surat lainnya sampai habis juz 30 dalam Alquran dilanjutkan oleh tamu undangan yang hadir. Biasanya tamu undangan pada acara bakatam kaji adalah muda mudi dan teman-teman dari adik mempelai perempuan.
Bacaan doa penutup bakatam kaji oleh ustadz merupakan tanda kegiatan mengaji telah selesai dilaksanakan. Barulah kemudian acara ditutup dengan kegiatan makan bersama. Singgang Ayam dan nasi lemak dihadirkan sebagai hidangan utama dengan beberapa hidangan pendamping, seperti kue-kue tradisional minang, agar-agar, dan minuman. Saat makan bersama, mempelai perempuan akan bersenda gurau dengan muda mudi yang ada untuk bernostalgia perangainya semasa lajang.
Dalam rangkaian upacara perkawinan di Tiku, acara bakatam kaji dilakukan setelah acara akad nikah. Biasanya akad nikah dilangsungkan siang hari dan dilanjutkan dengan acara bakatam kaji pada malam itu juga. Kemudian esoknya, setelah bakatam kaji barulah acara pesta perkawinan atau baralek diadakan.
Komentar
Kirim Komentar