Perjuangan yang Tak Pernah Luntur
Irza Ade Suarni/ Mahasiswa Sastra Inggris TM 2016
Judul : Laut Bercerita
Penulis : Leila S. Chudori
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tebal Buku : 379 halaman
Dalam Novel Laut Bercerita ini, Leila S. Chudori mengajak para pembacanya untuk mendalami lagi kasus mengenai penghilangan aktivis yang saat itu tidak sejalan dengan pemimpinnya. Novel ini menceritakan tentang kebebasan berekspresi dan berpendapat yang dikekang.
Diceritakan tokoh Laut dan rekan-rekannya sebagai aktivis mahasiswa pada masa itu menyuarakan pandangan mereka terhadap pengekangan tersebut, tapi dibatasi oleh pihak yang berkuasa. Namun mereka tidak putus asa dalam memperjuangkan hak yang seharusnya dimiliki setiap orang, sehingga perlawanan dan keberanian mereka berujung dengan terjadinya pengejaran dan penangkapan para aktivis tersebut.
Novel ini memiliki dua sudut pandang. Pertama, sesuai dengan judulnya sendiri terdapat tokoh Laut. Kedua Asmara, adik Laut. Dari sudut pandang Laut, menceritakan bagaimana ia dan teman-temannya berjuang untuk menyampaikan haknya dalam berpendapat. Sehingga, ia dan rekan-rekannya menyusun rencana dan melakukan pelarian untuk menghindari penangkapan. Namun, akhirnya mereka tertangkap juga.
Dari sudut pandang asmara, lebih memperlihatkan perasaan keluarga kor an yang kehilangan. Mulai dari bagaimana mereka melakukan pencarian terhadap kerabatnya yang tidak kunjung kembali. Selain itu, juga menunjukkan bagaimana perasaan korban selamat yang tidak dapat melupakan kejadian tersebut.
Di akhir cerita, dapat dilihat bahwa kasih sayang dan perjuangan keluarga korban tidak akan pernah padam untuk mendapatkan keadilan. Salah satu bentuk dari perjuangan itu adalah dengan melakukan aksi yang disebut aksi payung hitam.
Novel ini memiliki kekurangan, yaitu pemakaian diksinya yang sulit dipahami oleh masyarakat awam, sehingga harus membacanya berulangulang agar dapat mengerti maknanya. Namun terlepas dari hal tersebut, Novel Laut Bercerita ini sangat disarankan dibaca oleh para mahasiswa.
Selain untuk menambah referensi bacaan, novel ini sangat bagus untuk dijadikan sebagai bentuk refleksi diri antara mahasiswa sekarang dengan mahasiswa dulunya yang tidak hanya memikirkan kuliah, tetapi juga memperjuangakan hak dalam berpendapat. Sekarang, hak berpendapat sudah dibebaskan tinggal bagaimana menyuarakannya lagi sesuai norma dan aturan yang berlaku.
Komentar
Kirim Komentar