• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Facebook
  • Twitter
  • RSS
Ganto.co

, WIB
  • Home
  • Berita
  • Info Kampus
  • Sastra & Budaya
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
    • Catatan Budaya
  • Ganto TV
  • Ganto Foto
  • Artikel
  • E-Paper
UNP Bakal Kelola Stadion Utama Sumatra Barat

UNP Bakal Kelola Stadion Utama Sumatra Barat

Usai Revisi Jadwal Wisuda, BEM KM UNP Menyoroti Alasan Penundaan Wisuda Periode 127

Usai Revisi Jadwal Wisuda, BEM KM UNP Menyoroti Alasan Penundaan Wisuda Periode 127

Berita Terbaru

  • 27-06-2022Saraswati Learning Center: Pentingnya Joint...
  • 27-06-2022HIMOTO FT UNP Sukseskan Pelaksanaan Servis Motor...
  • 27-06-2022HIMAFI UNP Adakan Pelatihan Manajemen Organisasi...
  • 26-06-2022Pelantikan PD Asosiasi Bimbingan dan Konseling...

Kategori

  • Laporan 2 Edisi 218
  • Laporan 1 Edisi 218
  • Universitas Negeri Padang
  • PPG SM3T
  • Bimbingan dan Konseling
Menciptakan Komunikasi yang Sehat dalam Keluarga

Menciptakan Komunikasi yang Sehat dalam Keluarga

Pentingnya Pola Asuh untuk Anak yang Memasuki Usia Remaja

Pentingnya Pola Asuh untuk Anak yang Memasuki Usia Remaja

Artikel Terbaru

  • 15-06-2022Pendidikan Pertama dan Selamanya
  • 11-06-2022Nayanika Malioboro
  • 06-06-2022Urgensi Pendidikan Keluarga
  • 23-04-2022Sawah Tempat Sampah Bermuara

Kategori

  • Politik
  • Pendidikan
  • Agama
  • Umum
  • Home
  • Artikel
  • Cerpen

Balam Atuak Awan

Balam Atuak Awan

Ilustrasi: Burung balam

09-10-2019, 21:15 WIB

Cerpen

807 0
Oleh:

Desi Liati

" Hari apo ang kamancari balam lai Tan?" teriak Uwan pada sahabat karib di sebelah rumahnya.

"Hari Raba'a rencananyo Wan," ujar Sutan pada sang penanya.

Kampung Guriang yang terletak dekat dengan hutan liar memang terkenal akan banyaknya burung balam, sebab itu pula adanya tradisi adu burung balam. Atuak Uwan adalah salah satu pecinta burung balam yang sangat aktif, bersama rekan-rekannya ia rela untuk memasuki hutan rimba.

Sarinah istri Atuak Uwan pagi buta sudah menyiapkan beraneka ragam kue tradisonal yang ia buat sendiri untuk dijual ke pasar. Dengan keuletan dan kerajinannya, Sarinah menjajakan dagangannya di depan ruko pinggiran pasar. Sebelum berangkat ke pasar Sarinah meletakkan uang lima ribu rupiah di bawah bantal untuk Supiak anak semata wayangnya bersama Uwan yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah.

Menjadi anak satu-satunya dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan membuat Supiak menjadi anak yang mandiri dan tak banyak menuntut kedua orang tuanya.

"Mak kama abaknyo? Lah sanjo alun jo pulang lai," tanya Supiak pada Sarinah yang sibuk menyiapkan makan malam.

"Abak karajo Supiak, tunggu sabanta lai Nak," katanya memberi penjelasan.

Malam pun telah larut, namun tanda-tanda kepulangan Uwan pun belum ada. Supiak yang sejak tadi bertanya perihal sang Ayah pun telah tertidur di pangkuan sang Ibu yang tetap tengah gelisah menunggu sang suami.

Suara petir dan kilat yang membuat suasana malam terasa begitu dingin dan sangat menusuk hingga ke tulang. Hari berganti hari pun telah dilewati Sarinah dan Supiak, namun Atuak Uwan tidak juga kunjung pulang ke rumah.

Di penghujung malam terdengar suara ketukan pintu yang amat keras hingga membuat kaget Sarinah yang tengah tertidur pulas. Ia pun bangun dan dibukakannya gagang pintu yang tak lama menampilkan sosok Rustam yang berawakan tinggi besar, berjenggot, dan rambut yang dipenuhi uban membawakan kabar bahwasanya Atuak Uwan hilang saat mereka berburu burung balam.

Rustam menceritakan kronologi hilangnya Atuak Uwan dengan detail yang disimak oleh Sarinah. Tak lama kemudian terdengar tangisan dan teriakan dari arah kamar Supiak. Supiak sudah histeris ketika mendengar kabar ayahnya yang hilang. Sarinah yang panik melihat kondisi anaknya mencoba menenangkannya.

Dua bulan tak ada kabar dari hasil pencarian sang suami, Sarinah hanya bisa pasrah dan berlapang dada. Namun, usai dari salat Subuhnya Sarinah mendengar dari dalam kamar seperti ada seseorang yang tengah mandi. Karena rasa penasaran yang sangat dalam, hingga akhirnya Sarinah menanti orang yang telah berani-beraninya masuk ke dalam kamar tanpa seizinnya.

Tanpa diduga ketika Sarinah tengah bersiap mengambil sepotong kayu yang menjadi pengganjal pintu rumahnya, sosok yang keluar adalah Atuak Uwan, lelaki yang sudah lama ia nanti kepulangannya.

Tak terasa pipi sarinah terasa hangat akibat air mata yang telah membasahi kedua matanya, lalu dipeluknya Uwan dan dibangunkannya Supiak saking girangnya. "Bagaimana kabarmu Sarinah?" tanya Uwan pada sang istri yang tengah sibuk menyiapkan segelas kopi dan goreng ubi kesukaan Uwan.

"Tentu kabarku dan Supiak baik, mengapa lama sekali kau pulang? Tak rindukah kau dengan kami?" tanya Sarinah pada Uwan.

"Tak cukup hanya kata rinduku untukmu dan juga Supiak. Satu pesanku padamu, hiduplah dengan baik dan jangan mencemaskan aku," jelasnya pada Sarinah.

Kokokan ayam di sebelah rumah membangunkan Sarinah dari tidurnya, ketika sadar dicarinya setiap tempat di sudut rumah, akan tetapi Uwan tak juga muncul. Lemas sudah kedua lutut Sarinah yang hanya mampu bertumpu pada lantai. Ia sudah coba untuk menenangkan pikirannya, namun pertemuan dan percakapannya dengan Uwan terasa sangat nyata hingga susah untuknya mencerna apa yang barusan terjadi, apakah mimpi atau sungguhan.

Seratus hari setelah kejadian itu warga kampung dihebohkan dengan ditemukannya mayat di tepi jurang yang sudah rusak bagian mukanya akibat busuk dimakan ulat.

Dengan deru napas yang sudah tidak beraturan Sarinah membuka kantung mayat yang dibawa oleh polisi. Terlihat pakaian yang masih tetap utuh menempel di tubuh mayat tersebut, yaitu kaus yang dulunya putih kini telah berwarna hitam kecoklatan dan celana loreng yang mulai koyak di sisi kanan dan kirinya. Dengan debaran jantung yang hampir lepas Sarinah mengambil tangan mayat yang tersematkan cincin pernikahan mereka.

Sore harinya jenazahpun dimakamkan, suasana yang tadinya sangat riuh akan tangis pun mulai mereda dan tergantikan dengan lantunan doa-doa dari pelayat yang memenuhi rumah mungil Sarinah. Hingga seminggu berlalu kini hampir setiap hari di depan rumahnya selalu hinggap burug balam berwarna coklat besar di pohon mangga depan rumahnya.

Tags: Balam, berburu, pencarian, hilang,

~

Rating

  • 807views
  • 0comments

Subscribe

Subscribe to comments

recommend to friends

Iklan Almet

Artikel Terkait

Kepakkan Sayap Patah

Cerpen

Kepakkan Sayap Patah

13-02-2022

671
Amis

Cerpen

Amis

09-11-2021

1018
SARANG

Cerpen

SARANG

26-10-2021

764
Gadis Kecil di Suatu Sore

Cerpen

Gadis Kecil di Suatu Sore

30-07-2021

2765

Komentar

Kirim Komentar

Kirim Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Nama*

E-mail*

Komentar

Kode

11 234 Subscribers
781 Followers
341 Subscribers

Berita Terpopuler

Aliansi BEM SB Bersama FSPMI Gelar Aksi Tolak Omnibus Law

Aliansi BEM SB Bersama FSPMI Gelar Aksi Tolak Omnibus Law

16-06-2022

  • 528
  • 22
Pameran 'Garih' Mahasiswa Departemen Seni Rupa, Turut Hiasi Taman Budaya Sumbar

Pameran 'Garih' Mahasiswa Departemen Seni Rupa, Turut Hiasi Taman Budaya Sumbar

04-06-2022

  • 494
  • 22
UKRO KM UNP Launching 5 Robot untuk Ajang KRI

UKRO KM UNP Launching 5 Robot untuk Ajang KRI

02-06-2022

  • 469
  • 22
573 Medali Akan Diperebutkan dalam Ajang POMPROV Sumbar

573 Medali Akan Diperebutkan dalam Ajang POMPROV Sumbar

06-06-2022

  • 443
  • 22
Diikuti Sebanyak 320 Mahasiswa se-Sumbar, UNP Siap Sukseskan POMPROV Perdana

Diikuti Sebanyak 320 Mahasiswa se-Sumbar, UNP Siap Sukseskan POMPROV Perdana

06-06-2022

  • 411
  • 22

Ganto TV

Lihat semua video

Aktivis Gerakan Suara Rakyat Sumatera Barat Tolak Penghapusan Limbah Batu Bara dari... Ganto TV

08-04-2021

  • 14
  • 1837

Galeri Foto

Lihat semua foto
Aksi Indonesia Darurat, Sumbar Menggugat 11 April 2022

Aksi Indonesia Darurat, Sumbar Menggugat 11 April 2022

12-04-2022

  • 0
  • 0
DimensiTekno old

Langganan Berita

Ganto.co
BACK TO TOP

SKK Ganto UNP

Ganto.co

"Sebuah Koran kampus sudah lama diimpi-impikan di IKIP Padang. Namun, karena keterbatasan, impian itu belum sempat diwujudkan. Sampailah beberapa waktu yang lalu, Rektor IKIP Padang 'menawarkan' suatu kemungkinan buat menerbitkan sebuah Koran kampus. Sudah tentu tawaran itu merupakan surprise. Dan Humas tak melewatkannya begitu saja. pembicaraan-pembicaraan diadakan. Rencana-rencana disusun. Sudah tentu, menerbitkan Koran tak semudah membacanya. Maka hari ini, dengan segala kekurangannya,...

Get it on Google Play

Profil

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami

Menu

  • Home
  • Berita
  • Info Kampus
  • Sastra Budaya
  • Ganto TV
  • Ganto Foto
  • Artikel
  • E-Paper

Kontak

Hubungi kami di masing-masing divisi di bawah ini :

Alamat
Gedung Student Center Universitas Negeri Padang Lantai 2, Jln. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode Pos 25131

Email: redaksiganto@gmail.com

Website : http://ganto.co

  • Bagian Umum

Nomor Hp 081271163620 (Afdal) / 083186637047 (Mona)

  • Bagian Redaksi

Nomor Hp 08973789080 (Nurul) / 083179338314 (Rino)

  • Bagian Usaha

Nomor Hp 082384139108 (Sandi)

  • Bagian Sirkulasi

Nomor Hp 085263690921 (Sherly)

  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Facebook
  • Twitter
  • RSS

© 2017 Ganto.co - Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah. All rights reserved.

Close

Enter the site

Login

Password

Remember me

Forgot password?

Login

SIGN IN AS A USER

Use your account on the social network Facebook, to create a profile on Ganto.co