Sahabat Malam
Niswasani
Kala malam mengundangmu
Matamu yang terpejam terbangun
Saat kegelapan malam berhawa dingin, hening mencumbui malam
Kau pergi dengan sahabat malammu
Bagaikan akar yang harus ada pada tumbuhan
Terkadang kami cemburu Ayah
Engkau selalu bersamanya
Tapi belum sempat terucapkan
Tiba mataku tersentuh
Oleh hentakan kaki yang begitu pelan
Seperti jalannya kucing
Kulihat sosok bayangmu
tegar penuh keberanian
begitu cepat melewatiku
Keingintahuanku menghentikan hentakan itu
"Mau kemana Ayah?"
Jawaban singkat darimu
"Pergiku hanya sebentar"
Komentar
Kirim Komentar