Meminta Keadilan Pemerintah Langit
Edo Febrianto
Judul : Semar Gugat di Temanggung
Penulis : Mohamad Sobary
Penerbit : PT Gramedia
Cetakan : I, Juni 2014
Tebal : xvi + 274 Halaman
Jika keadilan tak bisa diharapkan dari penguasa di bumi, maka tak ada cara lain, rakyat menggugat secara simbolis, meminta keadilan kepada "pemerintah langit." –Mohamad Sobary.
Pernah dalam sejarah, kretek begitu diagungkan pada zamannya. Bahkan kretek bukan sekadar punya sejarah, malahan kretek adalah sejarah itu sendiri. Kretek mengandung kompleksitas dan kedalaman makna yang ekspresif maupun simbolisnya di dalam kebudayaan.
Kretek merupakan penjalin solidaritas. Kretek pernah melambangkan sebuah keharmonisan. Dia pernah hadir dalam kebersamaan. Dalam sebuah pergaulan, kretek pernah menyatukan, antara si pemilik dan penikmat lainnya. Menyatukan sulutan untuk sebuah kenyamanan. Milik pribadi ini tiba-tiba menjadi milik bersama atas nama kebersamaan.
Namun, lain halnya dengan pemerintah. Mereka terus memformulasikan pergerakan untuk menggulung kebudayaan ini. Kehidupan perdagangan ini seolah dimatikan. Karena pasaran kretek pribumi telah mengalahkan rokok putih di negerinya. Oleh sebab itu, aturan demi aturan mulai bermunculan. Semua bermuara pada sebuah kiblat yang mengarah pada perang dagang nan mematikan di tingkat dunia. Lagi, uang dan jabatan berkuasa di atas kuatnya konspirasi asing.
Dalam permasalahannya, kebijakan impor tembakau cenderung semakin besar. Adanya paket sebab-akibat dari peraturan pemerintah yang menekankan bahwa produk kretek harus rendah nikotin–peraturan yang mengharuskan produk kretek dibuat dengan bahan tembakau impor. Sebuah bukti bahwa konspirasi asing sangatlah kuat.
Katanya demi kesehatan masyarakat. Mereka berdalih, tidak ada uang di balik program kesehatan itu. Namun tiada sangka, tentang sebuah kebenaran di balik semua dalihan tersebut. Seorang ahli Biologi Prof. Sutiman, bersama ahli Fisika Ibu Gretha membuktikan hal lain dari kretek. Penelitian telah membuktikan bahwa kretek itu sehat. Kretek sehat tersebut mengandung protein, asam amino yang menggantikan sel-sel tubuh yang mati, dan banyak zat bagus lainnya.
Tak hanya itu saja, banyak lagi hal lain yang membuat para petani tembakau bungkam. Pembungkaman yang berujung kemarahan, kejengkelan, dan kefrustasian terhadap pemerintah. Telah lama mereka melakukan protes, bahkan semenjak peraturan tersebut masih berupa rencana. Tetapi berbagai bentuk protes, usul, dan saran tak didengar. Para petinggi itu membisu. Mereka bosan. Mereka pun melakukan protes dalam bentuk lain: menggugat. Mereka menggugat secara simbolis, meminta keadilan kepada "pemerintah langit".
Mohamad Sobary, dalam Semar Gugat di Temanggung menuntut keadilan kepada penguasa pertiwi. Untuk mendengarkan aspirasi rakyatnya–para petani tembakau wilayah Temanggung. Tidak hanya membiarkan para petani itu merasa berbicara dengan tembok-tembok tebal birokrasi–walaupun memang dikondisikan untuk selalu tebal.
Komentar
Kirim Komentar