• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Facebook
  • Twitter
  • RSS
Ganto.co

, WIB
  • Home
  • Berita
  • Info Kampus
  • Sastra & Budaya
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
    • Catatan Budaya
  • Ganto TV
  • Ganto Foto
  • Artikel
  • E-Paper
Buka Minangkabau Halal Festival, Wapres RI: Tingkatkan Literasi dan Pangsa Pasar Ekonomi

Buka Minangkabau Halal Festival, Wapres RI: Tingkatkan Literasi dan Pangsa Pasar Ekonomi

UNP Selenggarakan Upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78

UNP Selenggarakan Upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78

Berita Terbaru

  • 30-09-2023BEM FEB Adakan Kajian Rutin, Berdedikasi Untuk...
  • 30-09-2023September hitam, Harap Berikan Refleksi Kepada...
  • 30-09-2023FKPWI FBS UNP Adakan Kegiatan SPOTIFY
  • 29-09-2023Panggung Rakyat Kembali Digelar, Merawat Ingat...

Kategori

  • Laporan 2 Edisi 218
  • Laporan 1 Edisi 218
  • Universitas Negeri Padang
  • PPG SM3T
  • Bimbingan dan Konseling
Pembelajaran Seni Bagi Synesthete Sekolah Dasar

Pembelajaran Seni Bagi Synesthete Sekolah Dasar

Pemikiran Kritis dalam Krisis:  ChatGPT Membantu atau Menghambat?

Pemikiran Kritis dalam Krisis: ChatGPT Membantu atau Menghambat?

Artikel Terbaru

  • 24-09-2023Anomali
  • 24-09-2023Budaya FoMO dan Keseruan Mengklaim Diri Sebagai...
  • 17-09-2023Merajut Empat Kompetensi Guru Melalui Kegiatan...
  • 17-09-2023Setengah Abad Kasus Pembunuhan Berantai tanpa...

Kategori

  • Politik
  • Pendidikan
  • Agama
  • Umum
  • Home
  • Artikel
  • Pendidikan

Generasi (Tanpa) Sejarah

06-11-2014, 22:58 WIB

Pendidikan

5081 0
Oleh:

Novi Yenti

Indonesia patut bersyukur untuk segenap sejarah yang dimilikinya. Karena dari sejarah, Indonesia bisa meraup banyak pelajaran yang dijadikan acuan untuk kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang. Perjuangan panjang masyarakat Nusantara dalam mempertahankan tanah air seharusnya selalu diingat dan diingatkan agar Bhineka Tunggal Ika masih tetap terjaga.

Banyak tokoh yang patut dijadikan panutan dalam kehidupan bernegara. Pemikiran-pemikiran para tokoh terdahulu yang hidup di zaman yang belum secanggih sekarang, ternyata bisa menyatukan Indonesia yang tidak satu daratan. Bahkan saat pendidikan tidak semudah saat ini, pahlawan tanah air mampu menanamkan semangat juang pada generasi selanjutnya. Contohnya saja Tuanku Imam Bonjol yang menggugah naluri juang Mohammad Hatta untuk turut campur tangan memerdekakan tanah Air.

Roeslan Abdul Ghani mengatakan bahwa ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, ke masa sekarang, dan ke masa depan. Dengan demikian, mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah akan selalu terkait dengan "waktu’ yang terus bergerak dari masa sebelumnya ke masa-masa berikutnya serta melahirkan peristiwa-peristiwa baru yang saling terkait sehingga perjalanan sejarah tidak pernah berhenti.

Peranan sejarah memang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sejarah merupakan pengalaman kelompok manusia. Tanpa sejarah, manusia tidak mempunyai pengetahuan tentang dirinya, terutama dalam proses ada dan mengada. Manusia yang demikian tidak mempunyai memori atau ingatan, sehingga pada dirinya tidak dapat dituntut suatu tanggung jawab. Untuk itu, manusia yang punya rasa tanggung jawab, biasanya menyadari kedudukan sejarah sebagai suatu yang urgen dalam kehidupan terutama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Namun, pentingnya pelajaran sejarah sepertinya sudah lama diabaikan di negara ini. Belum lama ini masyarakat dikejutkan oleh pemberitaan televisi nasional mengenai minimnya pengetahuan sejarah anggota DPR RI. Seorang publik figur muda yang menjadi anggota DPR tergagap-gagap ketika harus menjawab isi sumpah pemuda. Ada juga siswa yang tidak tahu makna tiap butir pancasila. atau bahkan saat mahasiswa menjawab tidak tahu saat rekannya bertanya tentang gambar pahlawan yang tertera pada lembaran rupiah. Muncul pula keprihatinan berbagai kalangan mengenai hilangnya jati diri bangsa, KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), separatisme, dan primordialisme, serta banyak lagi lainnya.

Pengetahuan sejarah memang diberikan pada siswa SD, SLTP, dan SLTA. Namun, pemberian materi tentang sejarah dapat dikatakan belum efektif. Pelajaran sejarah yang terkandung dalam subpelajaran Ilmu Pengetahuan Sosialakan dipelajari siswa dengan waktu dua sampai tiga jam pelajaran. Selain itu tidak ada lagi asupan pengetahuan sejarah yang diberikan. Mungkin, jika tidak ada ritual kenegaraan–upacara bendera–yang dilakukan setiap hari senin di sekolah, Pancasila dan pembukaan UUD 1945 pun akan membias.

Selain batasan waktu untuk pelajaran sejarah, kurang jelinya pengajar dalam memberikan penguasaan terhadap pengetahuan sejarah juga menjadi alasan rontoknya minat siswa terhadap sejarah. Umumnya siswa menggambarkan sejarah sebagai mata pelajaran yang menghafal tanggal beserta kejadian yang terjadi pada tanggal tersebut. Orang tua yang merupakan guru bagi generasi muda Indonesia dalam lingkup lingkungan rumah juga bertanggung jawab atas fenomena kurangnya pengetahuan sejarah ini. Seharusnya orang tua dan guru saling bersinergi dalam menumbuhkan minat anak untuk pengetahuan yang lebih luas terkait sejarah.

Dari fenomena di atas, muncul pertanyaan apakah karena tidak dipentingkannya sejarah menjadi alasan minimnya kesadaran sejarah generasi muda sekarang? Lalu bagaimana usaha untuk meningkatkan kesadaran generasi muda tentang sejarah bangsa?

Revolusi kehidupan dari berbagai sisi memang mengubah padangan masyarakat dari berbagai hal, salah satunya pandangan tentang sejarah. Tidak dapat dipungkiri perkembangan zaman yang semakin maju membuat manusia kadang enggan melihat ke belakang. Hal ini pulalah yang diprediksi menjadi penyebab kurang dipentingkannya sejarah oleh generasi muda.

Sebagai negara berkembang, Indonesia selayaknya menekankan kembali aspek sejarah pada kehidupan masyarakat, khususnya pada generasi muda. Terlebih saat ini sudah dikembangkan kurikulum yang berasaskan karakter siswa. Memang sebaiknya pengetahuan sejarah lebih diresapkan pada siswa SD, SLTP dan, SLTA yang kelak akan menggantikan para pengemban amanah rakyat.

Untuk itu, menanamkan kesadaran sejarah bagi generasi muda lebih dari sekadar retorika. Membangun kesadaran sejarah bagi generasi muda harus dimulai dari hulu ke hilir. Maksudnya mempersiapkan teknik mengajar pengetahuan sejarah pada siswa dengan meminimalisir kekurangan yang terjadi sebelumnya. Sistem evaluasi yang tepat dapat menjadi aspek yang berperan penting dalam pengajaran sejarah pada siswa. Evaluasi yang dimaksudkan bukan jenis evaluasi tertulis yang formal. Namun lebih kepada pendekatan pembimbing dengan siswa yang dibimbing.

Pembelajaran sejarah merupakan proses yang mempunyai makna bagi siswa, bukan sekadar menghapal angka tahun dan peristiwa saja. Dengan menjadikan pelajaran sejarah menjadi sesuatu yang bermakna, siswa diharapkan memiliki keterikatan dengan masa lalunya untuk diambil pelajarannya di masa depan. Dari sanalah muncul kesadaran sejarah bagi anak-anak muda sebagai calon pemimpin bangsa.

Tags:

~

Rating

  • 5081views
  • 0comments

Subscribe

Subscribe to comments

recommend to friends

Iklan

Artikel Terkait

Saatnya Melakukan Revolusi Pendidikan Indonesia

Pendidikan

Saatnya Melakukan Revolusi Pendidikan Indonesia

22-03-2015

5288
Internet: Tantangan Guru Masa Kini

Pendidikan

Internet: Tantangan Guru Masa Kini

04-12-2014

6499
Pendidikan Berbatas Waktu (?)

Pendidikan

Pendidikan Berbatas Waktu (?)

25-09-2014

5263
Politik Pendidikan Indonesia (?)

Pendidikan

Politik Pendidikan Indonesia (?)

21-07-2014

2482

Komentar

Kirim Komentar

Kirim Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Nama*

E-mail*

Komentar

Kode

11 234 Subscribers
781 Followers
341 Subscribers

Berita Terpopuler

Ganto TV

Lihat semua video

Rangkuman Aksi Tolak Kenaikan BBM Ganto TV

20-09-2022

  • 15
  • 1140

Galeri Foto

Lihat semua foto
Pelaksanaan Kegiatan Jalan Sehat Merdeka Belajar UNP di Hari Pendidikan Nasional

Pelaksanaan Kegiatan Jalan Sehat Merdeka Belajar UNP di Hari Pendidikan Nasional

15-05-2023

  • 0
  • 0
DimensiTekno old

Langganan Berita

Ganto.co
BACK TO TOP

SKK Ganto UNP

Ganto.co

"Sebuah Koran kampus sudah lama diimpi-impikan di IKIP Padang. Namun, karena keterbatasan, impian itu belum sempat diwujudkan. Sampailah beberapa waktu yang lalu, Rektor IKIP Padang 'menawarkan' suatu kemungkinan buat menerbitkan sebuah Koran kampus. Sudah tentu tawaran itu merupakan surprise. Dan Humas tak melewatkannya begitu saja. pembicaraan-pembicaraan diadakan. Rencana-rencana disusun. Sudah tentu, menerbitkan Koran tak semudah membacanya. Maka hari ini, dengan segala kekurangannya,...

Get it on Google Play

Profil

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami

Menu

  • Home
  • Berita
  • Info Kampus
  • Sastra Budaya
  • Ganto TV
  • Ganto Foto
  • Artikel
  • E-Paper

Kontak

Hubungi kami di masing-masing divisi di bawah ini :

Alamat
Gedung Student Center Universitas Negeri Padang Lantai 2, Jln. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode Pos 25131

Email: redaksiganto@gmail.com

Website : http://ganto.co

  • Bagian Umum

Nomor Hp 082268494336 (Ramadhano) / 085274535244 (Vita)

  • Bagian Redaksi

Nomor Hp 085271593416 (Rizka) / 082268926372 (Anggi)

  • Humas dan Sirkulasi

Nomor Hp 082386293640 (Dwi Ningsih)

  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Facebook
  • Twitter
  • RSS

© 2017 Ganto.co - Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah. All rights reserved.

Close

Enter the site

Login

Password

Remember me

Forgot password?

Login

SIGN IN AS A USER

Use your account on the social network Facebook, to create a profile on Ganto.co