Sehat ala Rasulullah
Ardian Perkasa Mawan
"Mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai oleh Allah Swt. daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan..." (HR. Muslim).
Selayaknya, sebagai seorang yang beragama, terkhusus Islam, seseorang haruslah mempunyai iman untuk kesempurnaan agamanya kepada Yang Esa. Karena iman semacam tolak ukur ketakwaan kepada Allah Swt. Di mana, seorang mukmin yang kuat imannya, tentulah mampu melaksanakan kewajiban dan menyempurnakannya pula dengan amalan sunnah. Sebaliknya, seorang mukmin yang lemah imannya kadangkala tidak melaksanakan kewajiban dan enggan meninggalkan yang haram.
Serupa iman, begitupun dengan olahraga. Betapa olahraga sangatlah penting dalam kehidupan untuk beraktivitas di bumi Allah, terutama untuk beribadah kepada-Nya. Maka, sudah sepantasnyalah seorang mukmin untuk merawat dan menjaga tubuh yang diamanahkan. Dalam Islam, ada beberapa olahraga yang disunnahkan Rasulullah Saw., teruntuk laki-laki dan perempuan.
Adalah memanah salah satunya. Olahraga yang disunnahkan Islam karena dapat memberikan manfaat, seperti melatih konsentrasi, kesabaran, dan ketepatan sehingga memudahkan untuk mengontrol diri. Pada zaman Rasulullah, olahraga ini merupakan suatu keharusan untuk dikuasai oleh setiap orang, khususnya para pemuda. Tujuannya tidak lain untuk melatih kesiapan berperang dan latihan serta pengupayaan segala penunjang peperangan dan melatih kesiapan fisik. Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah khotbahnya, pada suatu hari di atas mimbar:
"Kalian persiapkanlah segala kekuatan kalian untuk menghadapi mereka, dan ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah kemampuan untuk melontarkan anak panah, ketahuilah kekuatan itu adalah kemampuan untuk melontarkan anak panah, ketahuilah kekuatan itu adalah kemampuan melontarkan anak panah." (HR Muslim).
Konsep memanah jika diterapkan dalam kehidupan, juga dapat diartikan bahwa jika ingin mencapai suatu cita-cita atau tujuan. Tentu hal yang harus dilakukan adalah berlatih dengan sungguh-sungguh, optimis, dan fokus kepada tujuan yang akan diraih.
Selanjutnya adalah berkuda, merupakan olahraga yang membutuhkan keberanian dan keseimbangan ketika menungganginya. Terlebih lagi karakter dari sifat kuda beragam, ada yang jinak dan tak sedikit yang liar. Manfaatnya yang lain dalam olahraga berkuda adalah agar dapat melatih diri untuk bisa bersahabat dengan makhluk lain, yang berarti memperlakukan mereka dengan tidak menyiksanya.
Sama halnya dengan memanah, berkuda juga dianjurkan Rasulullah, seperti dalam sebuah hadis, beliau bersabda: "Tidak ada perlombaan kecuali untuk unta, panah, atau kuda." (HR. Ahmad dan Tiga Imam).
Aplikasinya pada kehidupan, seorang qiyadah (pemimpin) serupa sedang "menunggangi" kuda (organisasi). Tentunya pengurus-pengurus dalam organisasi tersebut memiliki karakter yang berbeda. Jadi, harus berpandai-pandai dalam menyikapi jundi (anggota). Seperti halnya Nabi Muhammad Saw. dengan 4 Sahabat Khulifatul Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib). Dari keempat sahabat tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada sosok yang serius, tegas, pemalu, dan humoris. Beliau sangat arif menempatkan diri di hadapan sahabatnya. Hingga masing-masing sahabatnya berang-gapan, bahwa dirinyalah yang paling diperhatikan dan dicintai oleh sosok yang mulia itu, Muhammad Saw. Tak menutup kemungkinan jika hal tersebut dapat terjadi di dalam organisasi yang sedang dija-lani.
Dalam hal ini olahraga berkuda dapat membangun karakter. Seseorang akan dilatih jiwa kepemimpinan, kepercayaan diri, jiwa pemberani, ketangkasan, pengendalian diri, dan menyayangi, serta menghilangkan rasa takut.
Setelahnya ada berenang. Olahraga yang pada dasarnya adalah menggerakkan tubuh secara terkoordinasi sehingga dapat bergerak dan melayang di air sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan manfaatnya sangat luar biasa, di antaranya dapat memperkuat otot tubuh hingga tak mudah lelah dan dapat melatih sistem pernapasan.
Anjuran agar kita bisa berenang juga disebutkan dalam sebuah hadis: Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Ajari anak-anak lelakimu renang dan memanah, dan ajari menggunakan alat pemintal untuk wanita" (HR. Al-Baihaqi).
Adapun olahraga terakhir yang disunahkan yaitu bela diri. Olahraga yang satu ini memang seharusnya dikuasai. Bukan untuk berbangga-bangga, apalagi untuk "anggar jago". Melainkan kita jadikan sebagai bekal dalam kehidupan kita. Dengan maraknya kasus pelecehan seksual di tempat umum, pemerkosaan, dan lainnya yang kian hari makin menjadi-jadi, sudah sepantasnya seorang mukmin khususnya kaum hawa dapat menguasai bela diri. Bahkan, alangkah lebih baik jika bela diri diajarkan sedari dini kepada anak-anak. Sehingga akan lahir generasi-generasi dengan penguasaan energi tubuh yang kuat, menguasai teknologi, dan memiliki pribadi berakhlak dan bertauhid.
Namun, ada juga olahraga yang lebih sederhana lagi, yakni jalan kaki. Nabi Muhammad Saw. dikenal memiliki kebiasaan berjalan kaki, sebagaimana ditunjukkan sebuah hadis dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik dan lebih tampan dari Rasulullah; roman mukanya secemerlang matahari, juga tidak pernah melihat orang yang secepat beliau. Seolah-olah bumi ini digulung oleh langkah-langkah beliau ketika sedang berjalan. Walaupun kami berusaha untuk mengimbangi jalan beliau. Tapi beliau tampaknya seperti berjalan santai saja."
Olahraga sangat berguna untuk kesehatan. Sama halnya dengan salat, olahraga yang sangat luar biasa manfaatnya. Mulai dari peregangan otot-otot, "sedekah" di waktu dhuha, dan dapat menjadi obat. Seperti terdapat dalam hadis riwayat Ibnu Majah, dimana Abu Hurairah mengatakan, "Rasulullah melihatku, sedangkan aku tidur melingkar karena sakit perut, lalu beliau berkata, asykam darda? Aku menjawab, betul wahai Rasulullah. Beliau berkata, bangunlah lalu salat karena salat adalah obat."
Berolahragalah sejalan dengan menguatkan iman.
Komentar
Kirim Komentar