Kampus Cabang Menuju Perbaikan
14-05-2014, 20:11 WIB
Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti
"Walaupun kekurangan masih dirasakan, usaha perbaikan sudah dilakukan dan di upayakan, hanya saja harus menunggu."
Bukittinggi masih terasa dingin ketika Reporter Ganto menginjakkan kakinya disekitaran Jalan Batang Masang Kelurahan Belakang Balok. Sebelah kanan bila datang dari arah Jam Gadang tampak sebuah megah gerbang bertuliskan "Universitas Negeri Padang". Adalah bagian dari kampus Universitas Negeri Padang (UNP), atau yang lebih dikenal dengan Kampus V UNP Bukittinggi. Aktivitas pagi Kota Bukittinggi ini diramaikan oleh lalu-lalng mahasiswa yang mempuyai tujuan tempat yang berbeda. Ada yang menuju ruang perkuliahan, parkiran, kafe, dan warung fotokopi.
Kampus V merupakan salah satu kampus cabang UNP yang ditempati oleh Mahasiswa Program Studi (Prodi) Psikologi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Prodi Manajemen Perhotelan TM 2013. Menurut Koordinator Tata Usaha M. Sawir, S.Pd, semenjak tahun 1991, kampus cabang ini telah ditempati oleh jurusan PGSD, yang mana dahulunya PGSD bernama Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Lalu seiring dengan perubahan tersebut Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Padang juga berubah menjadi sebuah universitas, yakninya Uniersitas Negeri Padang (UNP). Pada intinya perubahan tersebut berbanding lurus dengan penambahan jurusan dan prodi, salah satunya dibuka Prodi Psikologi yang bertujuan untuk memperluas jurusan Bimbingan Konseling (BK) oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Kebijakan FIP jualah yang mengantarkan Prodi Psikologi ditempatkan di kampus V UNP menyusul jurusan PGSD yang terlebih dahalu berada disana. Terakhir, tahun 2013 lalu Prodi Managemen Perhotelan juga turut bergabung di kampus yang terletak di Kota Bukittinggi tersebut. "Salah satu alasan penempatannya karena Bukittinggi merupakan tempat strategis," ujarnya.
Sebagai koorditor TU yang telah 26 tahun bekerja di kampus V UNP, Sawir tahu betul perkembangan kampus V dari waktu ke waktu. Menilik perkembangan sarana dan prasarana, ia mengatakan bahwa hampir tiap tahun perbaikan dan pembaharuan kampus ini dilakukan seperti pembangunan kantor kepala Unit Pembantu Pusat (UPP), kantor Prodi Psikologi, perbaikan pustaka, dan pembangunan yang akhir-akhir ini dilakukan adalah pembangunan gerbang utama di depan kampus. Sedangkan untuk fasilitas pendukung proses pembelajaran seperti alat tulis kantor terkadang tidak mencukupi. Hal ini disebabkan pengadaan alat tersebut harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak fakultas, karena jurusan tidak berhak melakukan pengadaan barang begitu saja. Untuk fasilitas pendukung lainnya di kampus V UNP seperti ruangan kelas memang terbilang mencukupi dan layak digunakan, tetapi dalam hal ini Sawir menyampaikan perlu renovasi beberapa ruangan kelas karena dari segi estetika ruangan kelas tersebut sudah tidak enak dipandang mata. "Contohnya kaca di ruangan kelas sudah banyak yang pecah," ungkap Sawir.
Namun dibalik hal tersebut, menurut Sawir, pihak UPP tidak bisa memperbaiki begitu saja, karena semua alat dan bahan berasal dari pusat. Pihak UPP cuma bisa merencanakan perbaikan serta mengajukannya ke pihak fakultas yang berada di kampus pusat. "Kami telah mengajukan perbaikan tetapi belum turun keputusannya," ungkap Sawir lagi.
Selain kampus V yang berada di Bukitinggi, UNP juga mempunyai kampus cabang yang masih berada dalam lingkup Kota Padang, yaitu Kampus UPP IV Limau Manih. Kampus ini ditempati oleh Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (PLB). Menurut Fatmawati, M.Pd, PLB UNP adalah satu-satunya jurusan yang terdapat di Sumatra. Pada tahun 1987, PLB bernama Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa Diploma 3 (SGPLB D3) yang berada dibawah naungan dinas dengan bangunan yang berasal dari sumbangan bank dunia. Namun pada tanggal 1 Juli 1995 SGPLB berintegrasi ke IKIP (sekarang UNP) dengan tamatan S1. Semenjak berintegrasi dengan IKIP Tahun 1995, Pendidikan Luar Biasa juga sudah menerima mahasiswa melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). "Begitulah sekilas kisah PLB UNP," ungkap Fatmawati
Fatmawati merupakan dosen yang telah mengabdikan dirinya selama lebih kurang 20 tahun di PLB. Sebagai dosen yang terbilang cukup lama mengajar, Fatma mengamati pekembangan kampus cabang, contohnya dari segi sarana dan prasarana. Menurut Fatma sarana dan prasarana di kampus PLB masih kurang memadai bagi mahasiswa disabilitas. Sebagaimana layaknya bangunan perkuliahan, PLB sebaiknya di sesuaikan dengan keadaan dan kondisi mahasiswa yang ada. Seperti halnya di PLB terdapat beberapa mahasiswa dengan katergoti Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) pada setiap angkatan. "Setiap mahasiswa ABK juga membutuhkan sarana dan prasarana yang sama bagi proses perkuliahan mereka," ungkap Fatma, Kamis (27/2).
Tidak berbeda jauh dengan yang diungkapkan oleh Fatma, sarana dan prasarana yang tersedia di laboratorium PLB Limau Manih masih terbilang kurang lengkap. Hal ini diungkapkan oleh Dra. Kasiyati, M.Pd. Ia mengatakan bahwa alat-alat yang tersedia di laboratorium merupakan hibah dari SGPLB dan sekarang ini banyak alat-alat tersebut yang mengalami kerusakan dan tidak dapat dipakai lagi. Sebagai solusi untuk mengatasi hal tersebut, pihak PLB telah mengajukan surat permintaan peralatan- peralatan yang dibutuhkan ke kampus pusat, tetapi hasil dari pengajuan surat tersebut belum diketahui hasilnya sama sekali. "Namun yang jelas Rektor UNP telah berjanji akan memenuhinya," ujarnya. Kamis (10/4).
Sedangkan untuk kampus II UNP Lubuk Buaya, kelengkapan sarana dan prasarana tidak terlalu menjadi kendala. Hal ini di ungkapkan oleh Drs. Qalbi Amra, M.Pd. yang telah 25 tahun mengajar di Jurusan Pendidikan Olahraga. Ia mengatakan bahwa sarana dan prasarana di kampus II lumayan mencukupi, seperti ruangan belajar, media, dan peralatan olahraga. Jika peralatan tidak ada maka bisa meminjam dan menggunakan peralatan yang berada di kampus pusat. Hal ini dilakukan dengan cara mengkomunikasikan kekurangan tersebut ke perlengkapan yang ada di kampus pusat sehari sebelum perkuliahan dilakukan. "Dengan demikian peralatan yang dibutuhkan akan disediakan dan boleh di bawa ke kampus cabang," ujarnya. Selasa (8/4). Laporan Kru SKK Ganto
Komentar
Kirim Komentar