Kepemimpinan dalam Islam
Amdrean Ruseffendi
Banyak hal yang perlu kita pelajari untuk mencapai ridho Ilahi.
Agar amal yang kita lakukan berbuah manis di akhirat nanti.
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, setiap kehidupan diatur dalam Islam, bersumber dari Al-Quran dan hadis. Islam tidak mengenal pemisahan antara agama dengan kehidupan dunia, Islam malah menganjurkan untuk memadukan keduanya agar selamat dunia dan akhirat. Islam pernah berjaya dan menyebarkan dakwahnya hingga 2/3 dunia. Hal ini diraih dengan ketaatan umatnya yang beriman dan beramal saleh, baik pemimpin maupun rakyatnya.
Namun, saat ini kejayaan Islam meredup karena umatnya lupa akan tujuan penciptaan ini yaitu untuk menyembah kepada Allah SWT dan berzikir dalam setiap langkah kehidupan. Manusia berlomba-lomba untuk mencari kebahagian dunia seperti kedudukan dan harta yang menjadi obsesi hidup.
Seperti halnya di Indonesia, jabatan atau kedudukan merupakan hal yang menjadi idaman setiap individu. Karena jabatan lebih dekat dengan kemudahan, kesenangan dan segudang keistimewaan lainnya.Mulai dari kalangan buruh, pengusaha, politikus, tokoh masyarakat hingga artis, berbondong-bondong untuk menjadi pemimpin di tanah air. Sepertinya mereka lupa bahwa menjadi pemimpin tidak hanya mendapat keistimewaan dan popularitas semata. Sejatinya pemimpin adalah "pelayan". Mengacu pada konsep Servant Leadership yang dikemukakan oleh Robert K. Greenleaf, memimpin yaitu perasaan tulus yang timbul dari dalam hati untuk melayani dan menjadi pihak pertama yang melayani. Pada hakikatnya, memimpin berarti melayani secara tulus. Islam menganjurkan kita mentaati pemimpin, yang berarti melakukan semua perintah dan menjauhi larangannya selagi dalam garis kebenaran menurut Al-Quran dan hadis. Allah SWT berfirman : "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan pemimpin di antara kamu" (Q.S. An-Nisa: 59). Menaati pemimpin, berarti menaati Allah dan Rasulullah selama pemimpin itu masih memegang teguh iman dan ibadahnya kepada Ilahi.
Kepemimpinan adalah amanah, titipan Allah SWT, dan bukanlah sesuatu yang diminta, dikejar apalagi diperebutkan. Sebab, kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang sejatinya dipergunakan untuk memudahkan menjalankan tanggung jawab dalam melayani rakyat. Semakin tinggi kekuasaan seseorang, hendaknya semakin meningkat pula pelayanannya pada masyarakat. Bukan sebaliknya, digunakan sebagai peluang untuk memperkaya diri, bertindak zalim dan sewenang-wenang. Balasan dan upah seorang pemimpin sesungguhnya hanya dari Allah SWT di akhirat kelak, bukan kekayaan dan kemewahan dunia.
Kepemimpinan dalam Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, sosok pemimpin yang disyariatkan adalah pemimpin yang beriman sehingga hukum-hukum Allah SWT dapat ditegakkan dan diterapkan agar keadilan dan kebenaran dapat terjamah oleh orang-orang yang tertindas dan terzalimi. Baik itu dari kalangan muslim maupun nonmuslim karena pada hakikatnya Islam itu adalah rahmat bagi seluruh alam.
Banyak sekali teladan pemimpin islam yang membuat kita terkesima, seperti Khulifatul Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib). MisalnyaUmar bin Khattab R.A., beliau mempunyaisemangat dan disiplin tinggi. Seorang Amirul Mukminin yang sederhana dan penuh tanggung jawab. Dikisahkan dalam sejarah Umar, beliau hanya memiliki dua pakaian dan tidur di atas kasur dari pelepah palm yang dipetiknya sendiri.
Sewaktu pemerintahannya, beliau biasanya berkeliling hampir setiap malam di daerah pemerintahannya. Suatu malam khalifah menemui sebuah tenda kaum pendatang. Didapatinya anak-anak tidak dapat tidur dan menangis kelaparan. Seorang ibu merebus air berusaha menenangkan anaknya bahwa makanan sedang dimasak. Kembalilah khalifah ke tempat penyimpanan bahan makanan dan dipikulnya bahan-bahan makanan tersebut untuk diserahkan kepada keluarga itu.
Pada masa kepemimpinan khalifah ini, islam berkembang ke Irak, Iran, Turki, dan Mesir dalam waktu 10 tahun. Kemudian berlanjut menuju Suriah, Jerusalem, Mesir, dan Persia. Penaklukan ini bukan penaklukan biasa. Dengan direbutnya kekuasaan negara tersebut oleh Islam, menjadikan berkah bagi penduduk yang ada di dalamnya. Pendudukan Islam berarti pembebasan kaum di daerah tersebut dari pemimpin-pemimpin mereka yang zalim. Banyak orang kristen yang dianiaya oleh pemimpinnya yang sesama kristen seperti di Byzantium (Kostantinopel). Di zaman sekarang ini, pemimpin yang memiliki sosok teladan seperti Rasulullah dan sahabat sulit untuk ditemukan dan jarang menjadi icon kepemimpinan di Indonesia. Kenapa hal ini terjadi? Tentu kembali kepada mental dan karakter nyata dari negara ini. Karena itu, kitalah sebagai penerus estafet NKRI dan pejuang untuk menghapus nilai-nilai yang tidak sesuai dengan agama dan Pancasila. Perlahan tapi pasti.
Masyarakat hendaknya lebih objektif memilih pemimpin bangsa dan negara, karena maju atau mundurnya negara tergantung kepada arah haluan yang dituju oleh pemimpin. Sesuai dengan ajaran Islam, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya empat sifat dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni : Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah. Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya, Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi, Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya, Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya.
Sebagaimana sabda Nabi Muhamammad SAW "Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut." Oleh sebab itu, pemimpin hendaklah melayani dan bukan dilayani. Karena Rasulullah bersabda: "Setiap kamu sekalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya."
Komentar
Kirim Komentar