Nasionalisme Semu
Sri Gusmurdiah
Nasionalisme yang dulunya mampu membawa kemerdekaan untuk negeri ini sekarang hanya tinggal memori yang tak tersentuh lagi oleh ingatan anak bangsa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasionalisme diartikan sebagai suatu kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa. Namun, pada kenyataannya di negara Indonesia tidaklah demikian. Sikap nasionalisme yang ditunjukkan oleh anak bangsa tidak lebih dari nasionalisme semu.
Zaman sekarang, nasionalisme di Indonesia hanya tinggal sebagai suatu kata abstrak semata, yang entah masih punya makna atau tidak. Hal ini terlihat dari kurangnya rasa cinta dan memiliki dari anak bangsa yang mulai hanyut oleh perubahan kehidupan, ego dan kepentingan pribadi. Seperti, maraknya kasus korupsi yang tak kunjung usai, budaya luar yang mulai mewabah dan diterapkan secara blak-blakkan oleh masyarakat Indonesia, perpecahan masyarakat yang terjadi dimana-mana, dan kebudayaan asli Indonesia yang kian luntur.
Nasionalisme yang dulunya mampu membawa kemerdekaan untuk negeri ini sekarang hanya tinggal memori yang tak tersentuh lagi oleh ingatan anak bangsa. Ironisnya, sikap nasionalisme hanya melekat ketika ada momen tertentu yang membawa nama negara ke kancah dunia, misalnya Piala AFF, Sea Games dan sebagainya. Namun sebelum momen tersebut, nasionalisme nampak pudar. Sedangkan yang tampak hanyalah hujatan tentang bobroknya pemerintahan Indonesia serta semakin remuknya sistem birokrasi di negeri ini.
Hal yang harus kita sadari adalah banyaknya anak bangsa yang semakin meninggalkan jati diri dan identitas bangsa ini. Kebanyakan dari masyarakat sangat bangga menggunakan produk-produk dari negara lain, bekerja di perusahaan asing atau bahkan ingin menjadi warga dari negara asing. Keadaan ini merupakan kondisi kritis bangsa kita.
Memang suatu hal yang tidak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi yang begitu pesat memaksa manusia secara sadar maupun tidak, menjadi makhluk sosial yang individualis. Adanya perasaan mampu untuk mengatasi segala persoalan sendiri membuat individu seakan sudah tidak memerlukan hubungan dengan yang lain. Dan perasaan individualis inilah yang semakin lama mampu mengikis rasa kebersamaan sebagai bagian dari masyarakat suatu bangsa.
Sebagai anak bangsa yang akan memperkokoh berdiri tegaknya bangsa ini, kita tidaklah pantas berbuat demikian. Karena kitalah yang seharusnya sama-sama berpikir bagaimana kita mampu bangkit bersama untuk memberikan dukungan terhadap kebaikan bangsa. Bertindak untuk penuntasan kasus-kasus korupsi yang menggerogoti kemakmuran negeri ini. Serta, bagaimana integritas bangsa ini bisa dijaga melalui garis komando pucuk pimpinan negeri yang mampu mengajak rakyatnya untuk sama-sama menjaga, bukan malah ikut bersekongkol dengan kekuatan asing untuk merampok bangsanya sendiri dan menjadikan rakyat sebagai tumbalnya.
Hal paling penting yang tidak bisa dilupakan bahwasanya nasionalisme itu sendiri muncul dari berbagai bentuk dan derajat. Nasionalisme tidak dapat disamakan bersama dengan suatu kesatuan rubik. Selain itu, tidak semua nasionalisme memiliki kesamaan dalam berupaya untuk homogenitas budaya. Sesungguhnya apa yang dikehendaki dari para nasionalis itu sendiri ialah satu budaya publik. Dan tidak juga semua nasionalis mengabaikan dasar hak asasi manusia dan keberagaman individual. Inti dari nasionalisme itu ialah tuntutan loyalitas utama terhadap bangsa.
Sikap nasionalisme telah menjadi inti kebudayaan bangsa yang tidak mudah hilang begitu saja. Disini sangat terlihat bahwa sikap nasionalisme memainkan perannya sebagai landasan idil dalam menghadapi arus globalisasi serta sebagai suatu potensi besar bagi negara untuk tetap mempertahankan persatuan bangsanya. Hingga pada akhirnya bukanlah hal mustahil untuk mencapai Indonesia yang lebih bersinar. Dan kita harusnya menyadari bahwa nasionalisme yang harus diterapkan adalah nasionalisme yang sesungguhnya, bukan nasionalisme yang semu semata.
Komentar
Kirim Komentar