Prototipe Alat Access4Kids
06-12-2013, 23:54 WIB
Redda Wanti
Sempurna menjadi suatu hal yang diimpikan dan ingin diraih setiap orang. Tetapi lain halnya ketika seseorang mengalami ketidaksempurnaan pada sistem koordinasi mereka. Seperti motorik halus dan motorik kasar. Berbagai keluhan pun akan timbul dari mereka yang mengalami kekurangan fisik. Hal ini tentu saja menjadi penghambat mereka dalam melakukan kegiatan sehari-hari, apalagi untuk menggunakan teknologi yang sudah semakin canggih seperti saat sekarang ini.
Ada beberapa gangguan motorik halus yang bisa mengakibatkan anak-anak tidak bisa melakukan gerakan koordinasi kecil. Kesulitan mengendalikan koordiasi kecil ini biasanya terjadi pada tangan, pergelangan tangan, dan jari. Gangguan tersebut disebabkan adanya kelainan pada neurologis seperti Cerebral palsy, cedera otak traumatik, spinabifida (cacat lahir karena kelainan tulang belakang), dan distrofi otot (kelemahan otot).
Untuk mengatasi hal tersebut, para peneliti di Georgia Tech, Ayanna Howard Profesor Teknik Elektro dan Computer dan Park Hae Won seorang mahasiswa Pascasarjana mencoba membuka dunia tablet untuk anak-anak yang terbatas mobilitasnya. Alat ini diperuntukkan bagi mereka yang kesulitan menyentuh serta gerakan untuk menggeser. Oleh sebab itu diperlukan suatu perangkat untuk bisa mengontrol. Penemuan mereka dikenal dengan Access4Kids, sebuah perangkat input nirkabel yang menggunakan sistem sensor untuk menerjemahkan gerakan fisik menjadi gerakan motorik untuk mengendalikan tablet.
Anak yang mengalami gangguan motorik halus bisa menggunakan alat ini ke lengan atau menempatkannya di lengan kursi roda, kemudian memukul sensor atau menggesek sensor dengan tinjunya sesuai dengan kemampuan anak. Gesekan atau ketukan yang sudah terkombinasi tadi akan menjadi sebuah perintah yang berbeda pada tablet yang berbasis sentuhan. Alat yang bernama Prototipe perangkat Acces4kids ini memiliki tiga kekuatan resistor sensitif yang mengukur tekanan. Dan dapat menginstruksikan tablet setelah diubah menjadi sinyal.
Alat ini memungkinkan anak bisa mengakses aplikasi umum dan aplikasi yang bisa disesuaikan untuk terapi serta pendidikan sains mereka. Untuk hal itu, perangkat yang ada pada alat Prototipe ini ditambah dengan aplikasi pendukung open-source dan perangkat lunak yang dikembangkan di Georgia Tech.
Sebagaimana yang diungkapkan peneliti di Georgia Tech, Howard yakin bahwa setiap anak mempunyai keinginan untuk memiliki kemampuan dalam mengakses teknologi, seperti anak pada ummnya. Namun, kebanyakan orang beranggapan bahwa keterbatasan fisiknya menjadi sebuah penghambat untuk melakukan hal tersebut. Keterbatasan itu tidak menjamin anak untuk tidak bisa mengakses teknologi, karena setiap masalah tentu ada penyelesaiannya.
Oleh karena itu, ia menginginkan orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran mereka, sehingga mereka memiliki jalan untuk dapat melihat perkembangan dunia. Jadi, tidak perlu dikhawatirkan lagi. Penyandang cacat juga bisa menggunakan teknologi yang canggih agar mereka bisa berkembang dan menambah pengetahuan seperti anak lainnya.
Komentar
Kirim Komentar