Halusinasi
Minang Ade Kurniawan
Kupikul belantara ruang
sepipun kini adalah kawan lawakan
mendesis diantara bau debu menjalang
apa adaku dipelukkeras ketiadaan?
ataukah
selalu
seperti itu, mata coklat kutukanku
ketika
aku menemuimu dengan sangat tegar diantara
keseperti akuan biasa, meminta.
kekakuan dipeluhi aksara kusangsi
kau mengisi mimpi
delusi, persepsi dan hati
tak seperti, yang terpatri dalam ironi
berdiam diri
aku tiada tau kata
terakhir yang dilagukan rasa pada
selinapan realita memaksa berduka serta
kapan kuat menjelang
lawakan peluh yang
meradang
dan tak mau tau dimana
di alam seperti apa
berada
namun tetap dan selalu saja
memucatkan.
Komentar
Kirim Komentar