• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Facebook
  • Twitter
  • RSS
Ganto.co

, WIB
  • Home
  • Berita
  • Info Kampus
  • Sastra & Budaya
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
    • Catatan Budaya
  • Ganto TV
  • Ganto Foto
  • Artikel
  • E-Paper
Buka Minangkabau Halal Festival, Wapres RI: Tingkatkan Literasi dan Pangsa Pasar Ekonomi

Buka Minangkabau Halal Festival, Wapres RI: Tingkatkan Literasi dan Pangsa Pasar Ekonomi

UNP Selenggarakan Upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78

UNP Selenggarakan Upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78

Berita Terbaru

  • 24-09-2023Temukan Jati Diri Melalui Pengembangan Bakat dan...
  • 24-09-2023Membangun Intelektualitas dalam Pengembangan Diri
  • 24-09-2023Cegah Kekerasan Seksual, Satgas PPKS Rekrut...
  • 23-09-2023Membangun Muslimah Berkarakter, Keputrian FORSIS...

Kategori

  • Laporan 2 Edisi 218
  • Laporan 1 Edisi 218
  • Universitas Negeri Padang
  • PPG SM3T
  • Bimbingan dan Konseling
Setengah Abad Kasus Pembunuhan Berantai tanpa Titik Terang

Setengah Abad Kasus Pembunuhan Berantai tanpa Titik Terang

Ibu Dengan Kantong Matanya

Ibu Dengan Kantong Matanya

Artikel Terbaru

  • 10-09-2023Paradoks Pendidikan Indonesia: Antara...
  • 03-09-2023Memutar Waktu
  • 03-09-2023Gaya Hidup Hedonis dan Konsumtif di Kalangan...
  • 27-08-2023Jembatan Menangis

Kategori

  • Politik
  • Pendidikan
  • Agama
  • Umum
  • Home
  • Artikel
  • Agama

Fase Kesadaran Manusia

27-08-2013, 12:56 WIB

Agama

1900 1
Oleh:

Meri Susanti

Akhir-akhir ini Indonesia sering dilanda berbagai musibah, mulai dari bencana alam, korupsi dan perkara keramahan lingkungan yang cukup mempri­hatinkan. Fenomena seperti ini tetap tidak menyadarkan manusia akan apa yang telah ia perbuat dengan tangannya. Bukannya sadar, manusia acap kali mengkambing hitamkan alam. Sehingga alam murka.

Ibnu Katsir pernah berkata, "Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahwa musibah yang menimpa kalian tidak lain adalah disebabkan karena dosa yang kalian dahulu perbuat. Dan Allah memaafkan kesalahan-kesalahan kalian tersebut. Dia bukan hanya tidak menyiksa kalian, namun Allah langsung memaafkan dosa yang kalian perbuat." Karena memang Allah akan menyiksa seorang hamba karena dosa yang ia perbuat. Sebagaimana Allah berfirman, Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melata pun (QS. Fathir: 45).

Bercermin dengan realita yang terjadi di Indonesia saat ini, masih banyak saudara kita yang sengsara dengan bencana, seperti gempa bumi di Aceh Juli lalu. Mereka meretas kehidupan dalam lingkar trauma masa lalu dan sekarang kembali menghantui. Bahkan untuk beribadah, mereka terpaksa melaksanakannya di tempat pengungsian. Belum lagi kenaikan harga BBM yang mengakibatkan berbagai permasalahan sosial, moral dan ekonomi. Harga kebutuhan pokok melambung naik, kekacauan terjadi akibat ‘niat mulia’ pemerintah dalam pembagian Bantuan Langsung Se­mentara Masyarakat (BLSM). Masyarkat miskin merasa mendapatkan ke­tidakadilan dalam pembagian BLSM ini. Sehingga tak jarang memicu bentrok dan saling sikut antar sesama masyratakat demi mendapatkan rupiah secara cuma-cuma. Pun, demontrasi-demonstrasi yang terjadi karena masyarakat menuntut penja­tahan yang lebih adil.

Bila sudah begini wajar masyarakat berprasangka buruk atas ketidak­becusan orang-orang yang berkuasa di negeri ini. Mereka telah berdosa karena menghianati keperca­yaan yang di­berikan oleh masyarakat. Mereka yang sering dimu­liakan dengan sebutan wakil rakyat, seolah sibuk dengan berbagai urusan atas nama rakyat padahal, mereka sibuk mengembungkan celengan pri­badi. Apa yang didengung-dengungkan kepada media, dam­paknya seringkali tidak terasa oleh rakyat. Katanya mereka melakukan berbagai kunjungan dan studi banding keluar negeri demi perbaikan negara dan rakyat. Tapi nyatanya studi banding dan kunjungan tersebut hanya modus agar mereka dapat pelesiran keluar negeri. Belum lagi mengenai adanya kursi kosong saat rapat paripurna dan tertidurnya pejabat pada saat rapat berlangsung. Fenomena yang sudah menjadi hal biasa ini seolah-olah tidak menjalankan amanah yang sudah diberikan rakyat.

Permasalahan ini belum seberapa dibandingkan dengan ‘perampokan berjamaah’ yang saat ini merajalela di negara ini. Kasus ini tidak hanya dilakukan oleh kaum pejabat elit tapi juga menggoda para pejabat kelas bawah. Bahkan perkara ini sudah menjadi seperti rantai yang saling terhubung satu sama lain. Banyak kasus membuktikan adanya hu­bungan antara koruptor satu dengan yang lain. Sehingga permasalahan ini menga­kar kuat karena pelaku saling melindungi. Upaya penebasan-penebasan belum mampu berbicara banyak untuk membuh para koruptor Indonesia. Ungkapan Soekarno yang berbunyi: "Berikanlah aku sepuluh pemuda maka akan kuguncang dunia!"hanyamenjadi pernyataan yang tersimpan rapi dalam catatan sejarah, tidak banyak -atau mungkin tidak ada- lagi ditemukan pemuda seperti dalam pernyataan tersebut.

Ketidakpedulian tangan-tangan penguasa di Indonesia, berimbas pada rakyat yang seharusnya dijaga, dicintai, dikasihi dan didengar keluh kesahnya. Rakyat Indonesia, terkhusus golongan menengah kebawah memekik dalam kecaman kemiskinan. Mereka mengais rezeki dengan cara yang sangat memilukan. Seperti halnya memulung, mengemis dan terkadang ketika telah keha­bisan akal mereka nekat menafkahi keluarga dengan cara tak halal. Disebabkan oleh keinginan untuk tetap bertahan hidup, mereka rela berbuat kejahatan, berlaku kejam, mela­kukan peni­puan dan berbagai aksi lain demi kelangsungan hidup. Lama-kela­maan hal ini menjadi suatu kebiasaan di­lingkungan ma­syarakat. Akhirnya lingkaran perbuatan keji pun mengalir pada rakyat. Memaksa ma­sya­rakat untuk berpe­rilaku apatis, tidak peduli antar sesama dan memperalat alam dengan prilaku menyimpang.

Sebagai manusia ciptaan Tuhan, seringnya kali kita lupa akhirat dan lupa kepada Tuhan. Sebenarnya, setiap hati manusia baik, jika diuji dengan kefakiran sakit, dan musibah, tetapi justru rusak jika diuji dengan kenikmatan. Sebagaimana firman Allah Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup (al-‘Alaq: 6–7) (Syarh Kitab at-Tauhid, oleh asy-Syaikh al-Ghunaiman).

Dosa yang diperbuat oleh manu­sia tentunya akan mendapat gan­jaran yang sama dari Allah Swt. Bisa saja ganjaran tersebut berupa azab. Secara umum kita mengang­gap azab adalah siksaan yang besar, berat, dan mengerikan. Hal ini karena pe­nye­butan azab dalam Al-Qur’an se­ring berupa azab yang keras, pedih, hina, besar, berat, kekal, dan sebagainya. Semua itu sebagai bentuk ancaman bagi mereka yang terjerumus dalam syahwat, syubhat, kesesatan, dan pelanggaran.

Namun, Al-Qur’an juga menye­butkan bahwa Allah mengancam orang-orang yang menentang dan membuat kerusakan dengan suatu azab selain azab yang besar. Dengan harapan, mereka mau kembali dari kesesatan kepada ketaatan dan ter­sadarkan dari perbuatannya. Allah menjelaskan bah­wa bencana dan ma­lapetaka yang me­nimpa orang-orang yang me­nentang di dunia ini itu hanya azab yang dekat (kecil). Seperti firman Allah: "Dan sesung­guhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang besar (di akhirat), mudah-mu­dahan mereka kembali (kepada ketaatan)." (as-Sajdah: 21)

Mungkin, sudah waktunya kita lebih mengenali diri, kembali mengingat apa yang telah kita perbuat dan kembali ke jalan yang dirhidoi Allah SWT. Mungkin saja ini bukan lagi ujian, teguran, tetapi sudah berupa azab. Ini di­berlakukan pada setiap individu yang selalu berlaku zhalim di muka bumi ini. Sebab, hanya pribadi masing-masing yang bisa me­ngukur sejauh mana dosa yang ia perbuat dan seberapa jauh ia telah meninggalkan pondasi dalam berkeyakinan. Disamping itu juga seberapa sering ia melupakan bahwa janji adalah sesuatu yang harus ditepati. Adanya rasa takut pada yang Maha Kuasa akan menjadikan kesadaran lebih nyata. Kita akan meyakini bahwa yang salah akan mendapatkan ganjaran kelak di kehidupan abadi (akhirat). Seperti firman Allah swt "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kamilah kamu dikem­balikan." (Al-Anbiya’: 35).

Kembali ke jalan yang benar adalah salah satu cara untuk memo­hon ampun atas dosa yang telah kita lakukan. Imam Ibnul Qay­yim rahimahullah (dalam Miftah Daris Sa’adah, 1:287) mengatakan: "Tidaklah suatu bala’ turun me­lainkan karena dosa dan tidaklah bala’ tersebut akan diangkat melainkan dengan taubat."

Tags:

~

Rating

  • 1900views
  • 1comments

Subscribe

Subscribe to comments

recommend to friends

Iklan

Artikel Terkait

Transgender dalam Kacamata Islam

Agama

Transgender dalam Kacamata Islam

09-12-2014

17111
Cermin Diri

Agama

Cermin Diri

06-11-2014

1764
Bahagia dengan Keyakinan

Agama

Bahagia dengan Keyakinan

25-09-2014

2503
Sehat ala Rasulullah

Agama

Sehat ala Rasulullah

21-07-2014

2557

Komentar

Kirim Komentar
hasbial habibi

hasbial habibi

07-10-2013 10:12 WIB

ini salah satu pertanda bahwa akhir dari dunia sudah sangat dekat, ini bisa dikategorikan salah satu ciri dari penyakit "WAHN" Salam civitas my aceh jaya tour 

Kirim Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Nama*

E-mail*

Komentar

Kode

11 234 Subscribers
781 Followers
341 Subscribers

Berita Terpopuler

Buka Minangkabau Halal Festival, Wapres RI: Tingkatkan Literasi dan Pangsa Pasar Ekonomi

Buka Minangkabau Halal Festival, Wapres RI: Tingkatkan Literasi dan Pangsa Pasar Ekonomi

09-09-2023

  • 543
  • 22
Halal Telah Menjadi Gaya Hidup di Indonesia dan Dunia

Halal Telah Menjadi Gaya Hidup di Indonesia dan Dunia

13-09-2023

  • 525
  • 22
Lokakarya Kesekretariatan, Ngusman: Surat dapat Gambarkan Sikap Penulisnya

Lokakarya Kesekretariatan, Ngusman: Surat dapat Gambarkan Sikap Penulisnya

02-09-2023

  • 480
  • 22
Meriah, Kota Solok Kembali Menggelar Rang Solok Baralek Gadang

Meriah, Kota Solok Kembali Menggelar Rang Solok Baralek Gadang

17-09-2023

  • 471
  • 22
Hipertensi secara Genetik Tak Bisa Diubah Lagi

Hipertensi secara Genetik Tak Bisa Diubah Lagi

10-09-2023

  • 389
  • 22

Ganto TV

Lihat semua video

Rangkuman Aksi Tolak Kenaikan BBM Ganto TV

20-09-2022

  • 15
  • 1124

Galeri Foto

Lihat semua foto
Pelaksanaan Kegiatan Jalan Sehat Merdeka Belajar UNP di Hari Pendidikan Nasional

Pelaksanaan Kegiatan Jalan Sehat Merdeka Belajar UNP di Hari Pendidikan Nasional

15-05-2023

  • 0
  • 0
DimensiTekno old

Langganan Berita

Ganto.co
BACK TO TOP

SKK Ganto UNP

Ganto.co

"Sebuah Koran kampus sudah lama diimpi-impikan di IKIP Padang. Namun, karena keterbatasan, impian itu belum sempat diwujudkan. Sampailah beberapa waktu yang lalu, Rektor IKIP Padang 'menawarkan' suatu kemungkinan buat menerbitkan sebuah Koran kampus. Sudah tentu tawaran itu merupakan surprise. Dan Humas tak melewatkannya begitu saja. pembicaraan-pembicaraan diadakan. Rencana-rencana disusun. Sudah tentu, menerbitkan Koran tak semudah membacanya. Maka hari ini, dengan segala kekurangannya,...

Get it on Google Play

Profil

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami

Menu

  • Home
  • Berita
  • Info Kampus
  • Sastra Budaya
  • Ganto TV
  • Ganto Foto
  • Artikel
  • E-Paper

Kontak

Hubungi kami di masing-masing divisi di bawah ini :

Alamat
Gedung Student Center Universitas Negeri Padang Lantai 2, Jln. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode Pos 25131

Email: redaksiganto@gmail.com

Website : http://ganto.co

  • Bagian Umum

Nomor Hp 082268494336 (Ramadhano) / 085274535244 (Vita)

  • Bagian Redaksi

Nomor Hp 085271593416 (Rizka) / 082268926372 (Anggi)

  • Humas dan Sirkulasi

Nomor Hp 082386293640 (Dwi Ningsih)

  • Ketentuan Penggunaan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Facebook
  • Twitter
  • RSS

© 2017 Ganto.co - Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah. All rights reserved.

Close

Enter the site

Login

Password

Remember me

Forgot password?

Login

SIGN IN AS A USER

Use your account on the social network Facebook, to create a profile on Ganto.co